Sabtu, 23/11/2024 12:04 WIB

Iran Bersatu Lawan Agresi AS

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, Washington akan menerapkan tekanan ekonomi dan militer terhadap Iran dan akan memberlakukan sanksi terkuat dalam sejarah Republik Islam Iran.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Iran, Hasan Rouhani

Tehran - Presiden Iran, Hassan Rouhani optimis negaranya mampu melewati masalah yang sedang dihadapinya dengan persatuan dan perlawanan.

"Tidak diragukan lagi, kita akan melewati semua masalah dengan persatuan," katanya pada upacara pembaruan kesetiaan kepada cita-cita Imam Khomeini.

Ia mencatat bahwa negaranya saat ini melalui masa-masa sulit dan sangat mementingkan persatuan.

"Di jalur revolusi, kita semua bersama dan berdiri di samping satu sama lain. Perlawanan terhadap masalah dan konspirasi musuh adalah tugas semua orang," tambahnya.

Mei sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk  menjatuhkan sanksi kembali kepada Iran pada Agustus. Sanksi kembali akan berlangsung pada 4 November.

Pengenaan kembali sanksi dilakukan setelah Trump menarik Gedung Putih dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif atau yang dikenal sebagai pakta 2015.

Pada Mei juga, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, Washington akan menerapkan tekanan ekonomi dan militer terhadap Iran dan akan memberlakukan sanksi terkuat dalam sejarah Republik Islam Iran.

Para pejabat Iran mengatakan tindakan AS, menyamai perang ekonomi di negara itu.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengumumkan pada Juli bahwa Iran telah mengajukan gugatan terhadap AS di Pengadilan Internasional (ICJ).

ICJ mengeluarkan pernyataan pada bulan Juli, mengumumkan bahwa sidang tentang gugatan Iran akan diadakan pada bulan Agustus. Pernyataan itu mengatakan bahwa ICJ dijadwalkan mengadakan sidang dari Senin 27 hingga Kamis 30 Agustus.

Dalam sebuah wawancara dengan ICANA yang diterbitkan pada hari Jumat, Zarif mengatakan, "Kami percaya bahwa gugatan itu sepenuhnya legal dan kami berharap bahwa pengadilan akan memutuskan mendukung Iran."

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat PBB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :