Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Tehran Time)
Jakarta - Presiden Iran, Hasan Rouhani meminta transparansi dan langkah cepat Uni Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran 2015. Itu disampaikan melalui sambungan telepon dengan rekannya dari Perancis, Emmanual Macron.
Pada Mei lalu, Amerika Serikat (AS) secara sepihak keluar dari perjanjian nuklir atau secara resmi dikenal, `Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)`, dan sekaligu memulihkan kembali sanksi terhadap Iran.
"Iran telah memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, dan terkait penarikan sepihak AS dari kesepakatan itu, pihaknya mengharapkan pihak lain memberikan transparansi dan langkah cepat untuk menyelamatkan perjanjian itu," tegas Rouhani.
Ia menegaskan, anggota yang masih tersisah, Perancis, Jerman, Inggris, Uni Eropa, China dan Rusia memiliki tanggung jawab yang berat untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir setelah AS keluar.
Rouhani juga mengatakan, "Iran berusaha untuk mempertahankan JCPOA, namun, akan mengambil tindakan lain jika rencana Eropa menjamin mekanisme keuangan, minyak (penjualan), asuransi dan transportasi gagal."
Dalam telepon itu, Macron mengatakan, Perancis akan berusaha menyelamatkan JCPOA dan akan memenuhi tanggung jawabnya dalam hal ini.
"Eropa sedang membuat upaya untuk menemukan mekanisme keuangan untuk mempertahankan kesepakatan itu," kata Macron
Di bawah perjanjian nuklir, yang didukung oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Iran setuju untuk membatasi kegiatan nuklirnya sebagai ganti sanksi ekonomi dan keuangannya dicabut.
Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko, mengatakan, membangun saluran pembayaran independen dari AS dapat membantu Iran tetap mengapung secara ekonomi dan juga membantu perusahaan-perusahaan Eropa di bawah sanksi.
KEYWORD :Iran Perancis Uni Eropa Amerika Serikat