Sergei Lavrov (Foto: BBC)
Moskow - Rusia menyerukan kepada Barat untuk menghalangi jalannya operasi anti-teror di Idlib, Suriah. Pernyataan ini muncul setelah adanya spekulasi Damaskus merencanakan serangan yang didukung Rusia di provinsi yang dikuasai pemberontak tersebut.
"Saya berharap mitra Barat kami tidak menyerah pada provokasi (pemberontak, Red), dan tidak menghalangi operasi anti-teror di Idlib,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers dengan rekannya dari Saudi, Adel al-Jubeir di Moskow.
Lavrov mengatakan, memang ada pemahaman politik penuh antara Rusia dan Turki, yang mendukung sisi berlawanan dari perang saudara Suriah. Akan tetapi saat ini keduanya sedang bernegosiasi untuk memastikan Idlib tidak menjadi titik puncak dalam aliansi mereka.
"Diperlukan untuk memisahkan apa yang disebut oposisi moderat dari teroris, dan pada saat yang sama memersiapkan operasi terhadap mereka, sambil meminimalkan risiko bagi penduduk sipil," terang Lavrov.
"Abses ini harus dilikuidasi," imbuhnya dilansir dari AFP.
Dalam kesempatan tersebut Lavrov juga menyebut Barat seolah `memanas`, setelah muncul gagasan penggunaan serangan kimia untuk merebut Idlib.
Pasalnya, penasehat keamanan nasional Presiden Donald Trump, John Bolton mengatakan Washington akan menanggapi `sangat kuat`, jika pasukan rezim Suriah menggunakan senjata kimia untuk merebut kembali Idlib.
Diterjang Rudal Rusia, Rumah Sakit Kyiv Batal Direnovasi karena Terindikasi Tender Curang
Rusia Suriah