Ilustrasi Katolik (Foto: AFP)
Canberra – Para pemimpin Katolik Australia berjanji tindakan pelecehan seksual terhadap anak-anak, dan aksi menutup-nutupi oleh gereja tidak akan terulang. Kendati demikian, para uskup dan ordo agama menolak rencana penyelidikan nasional atas laporan-laporan tersebut.
“Banyak uskup gagal mendengarkan, gagal percaya, dan gagal bertindak,” ujar Presiden Konferensi Uskup Katolik, Uskup Agung Mark Coleridge dilansir dari AFP pada Jumat (31/8).
“Kegagalan itu memungkinkan beberapa pelaku mengulang kembali, dengan konsekuensi yang tragis dan kadang fatal. Karena itu para uskup dan pemimpin ordo agama berjanji, hal itu tidak pernah terjadi lagi,” imbuhnya.
Video Lama Warga Datangi Rumah Ibadah di Teluknaga Viral Lagi, Kapolres Pastikan Situasi Kondusif
Gereja secara resmi menanggapi komisi kerajaan yang dibentuk secara khusus oleh pemerintah Australia untuk menyelidiki dugaan pelecehan seksual.
Komisi itu kabarnya telah dihubungi lebih dari 15.000 orang yang pernah menjadi korban pelecehan di gereja, panti asuhan, sekolah, komunitas selama beberapa dekade terakhir.
Ini Kronologis Penyerangan Gereja GPIB Taman Harapan Jaktim, Polisi Diminta Usut Tuntas Pelakunya
“Ini bukan karena kami menganggap diri kami ada di atas hukum, atau karena kami tidak berpikir keselamatan anak-anak sangat penting,” kata Coleridge.
“Tetapi kami tidak percaya membuka segel (pengakuan) itu akan membuat anak-anak lebih aman,” tandasnya.
Pelecehan Seksual Gereja