Marlen Sitompul | Senin, 03/09/2018 23:04 WIB
Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menyelidiki dugaan keterlibatan Dirut PLN Sofyan Basir dalam kasus suap PLTU Riau-1.
Wakil Ketua
KPK Basaria Panjaitan mengatakan, hingga saat ini penyidik masih terus menggali dari sejumlah saksi untuk mengungkap dugaan keterlibatan Sofyan dalam kasus tersebut.
"Sampai sekarang kami belum putuskan terima atau tidak, masih terus dilakukan pengembangan," kata Basaria, di Gedung
KPK, Jakarta, Senin (3/8).
Untuk itu, kata Basaria, penyidik
KPK akan menjadwalkan pemeriksaan Sofyan dan sejumlah saksi lainnya. "Nanti kita tunggu dari penyidik. Kalau dibutuhkan pasti dipanggil," terangnya.
Diketahui,
KPK mengungkap fakta baru dalam pemeriksaan tersangka Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih (EMS). Dalam pemeriksaan, Eni menyebut jika Sofyan Basir turut menerima aliran suap proyek
PLTU Riau-Idari bos Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo (JBK).
Nama Sofyan Basir memang santer disebut salah satu pihak yang ikut terlibat dalam pembahasan proyek
PLTU Riau-I. Sofyan diduga ikut berperan dalam meloloskan perusahaan Blackgold Natural Resources Limited sebagai konsorsium penggarap proyek
PLTU Riau-I.
Bahkan, dalam CCTV yang disita
KPK dari sejumlah lokasi, SofyanBasir bersama dengan
Idrus Marham beberapa kali melakukan pertemuan dengan kedua tersangka dalam kasus ini yakni Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih dan bos Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo.
Dalam proses pengusutan kasus ini, Sofyan Basir sudah dua kali diperiksa penyidik. Kepada awak media, dia tak menepis informasi kalau dirinya mengenal dekat Idrus dan kedua tersangka tersebut.
KPK baru menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus dugaan suap
PLTU Riau-I. Ketiga tersangka itu antara lain, Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih, bos Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo dan teranyar
Idrus Marham.
KEYWORD :
KPK PLTU Riau Dirut PLN Idrus Marham