Duterte bersama Netanyahu
Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf kepada mantan presiden Barack Obama karena mengutuknya selama pidato yang diberikan pada tahun 2016 silam.
"Akan tepat juga untuk mengatakan saat ini kepada Bapak Obama bahwa Anda sekarang seorang warga sipil dan saya minta maaf karena mengucapkan kata-kata itu," kata Duterte dalam pidato yang disampaikan di Yerusalem pada Senin (03/09) dilansir UPI.
Presiden Filipina mengatakan dia telah memaafkan Obama karena mengkritik tindakan kerasnya terhadap obat-obatan terlarang. Beberapa pemimpin dunia dan PBB menuduh Duterte melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
Duterte berada di Israel untuk kunjungan empat hari. Dia diperkirakan akan menyetujui kesepakatan untuk membeli minyak dan senjata Israel.
Presiden Filipina yang kontroversial menjadi berita utama ketika dia membandingkan perangnya dengan narkoba hingga Holocaust dan menyamakan dirinya dengan Hitler. Tetapi ketika mengunjungi peringatan Holocaust di Israel, Duterte bersumpah untuk melawan "penguasa gila" seperti Hitler.
Duterte mengatakan Filipina dan Israel berbagi semangat yang sama untuk perdamaian."
"Israel dapat mengharapkan bantuan apa pun yang dapat diperluas oleh Filipina," katanya pada peringatan Vashem Holocaust.
"Tidak pernah lagi. Semoga dunia mempelajari pelajaran dari periode sejarah manusia yang mengerikan dan kejam ini," katanya.
Dalam pidato yang sama bahwa Duterte meminta maaf kepada Obama, dia menyebut mantan presiden United State "dingin" dan "selalu di kejauhan." Sebaliknya, presiden Filipina mengatakan Presiden Donald Trump adalah teman baik.
Duterte sebelumnya mengatakan dia dan Presiden Trump berbicara "bahasa yang sama."
Presiden Filipina telah menghadapi kecaman karena mendesak orang Filipina untuk tidak memakai kondom dan bercanda tentang perkosaan.
KEYWORD :Israel Filipina Duterte Obama