Sabtu, 23/11/2024 16:19 WIB

Catatan Koalisi Prabowo-Sandiaga Atas Melemahnya Rupiah

Koalisi pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinan atas melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Dimana, nilai tukar Rupiah terperosok diangka Rp15 ribu.

Pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

Jakarta - Koalisi pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinan atas melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Dimana, nilai tukar Rupiah terperosok diangka Rp15 ribu.

Demikian disampaikan Sandiaga usai menggelar rapat dengan partai koalisi, di kediaman Capres Prabowo Subianto, Kartanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9). Menurutnya, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS secara otomatis akan mempengaruhi perekonomian nasional khususnya masyarakat.

"Kami amat prihatin dengan melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan yang tentunya memberatkan perekonomian nasional khususnya rakyat kecil yang cepat atau lambat harus menanggung kenaikan harga harga kebutuhan pokok termasuk harga kebutuhar makanan sehari-hari rakyat kecil, seperti tahu, tempe," kata Sandiaga.

Kata Sandi, melemahnya kurs rupiah yang berkepanjangan itu karena lemahnya fundamental ekonomi, yaitu defisit Neraca Perdagangan dan Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit).

Kemudian, sektor manufakturing yang menurun dan pertumbuhan sektor manufakturing yang di bawah pertumbuhan ekonomi. "Sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30% PDB pada tahun 1997, sekarang tinggal 19% PDB. Hal ini tentu mengganggu ketersediaan lapangan kerja dan ekspor kita," terangnya.

Melemahnya fundamental ekonomi ini, lanjut Sandi, tidak terlepas dari suatu kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi.

"Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti Beras, Gula, Garam, Bawang Putih, dan lain-lain," kata Sandi.

Untuk itu, kata Sandi, pemerintah perlu lebih waspada dan mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi keadaan ekonomi yang dihadapi saat ini.

"Mendayagunakan ekonomi nasional untuk mengurangi impor pangan dan impor barang konsumsi yang tidak urgent, bersifat pemborosan, dan barang mewah yang ikut mendorong kenaikan harga harga bahan pokok," jelas Sandi.

"Mengurangi secara signifikan pengeluaran pengeluaran APBN dan APBD yang bersifat konsumtif, seremonial, dan yang tidak mendorong penciptaan lapangan kerja," demikian Sandi

KEYWORD :

Pilpres 2019 Prabowo Subianto Sandiaga Uno




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :