Sabtu, 23/11/2024 12:33 WIB

Fakta Mengerikan Perokok di Indonesia

Hingga kini belum ada dampak signifikan dari kenaikan harga rokok setiap tahunnya.

Angka perokok makin tinggi (Foto: CISDI)

Jakarta - Saat ini di Indonesia, perokok aktif berjumlah 30 persen dari total populasi dan 60 persen didominasi oleh laki-laki. Fakta lain yang cukup mengerikan adalah jumlah perokok anak di bawah 18 tahun terus meningkat, yaitu dari 7,2 persen di tahun 2009 menjadi persen persen di tahun 2016.

Angka ini semakin jauh dari target Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019 yang berada di 5,5 persen.

Menurut Nurul Luntungan dari Center for Indonesia’s Strategic Initiative (CISDI) menggambarkan bahwa belum ada dampak signifikan dari kenaikan harga rokok setiap tahunnya.

Dampak signifikan akibat tingginya prevanlensi merokok di Indonesia, yaitu kerugian negara yang mencapai Rp 500 triliun yang dihitung dari jumlah uang yang dibakar untuk merokok, hari yang hilang karena sakit akibat faktor risiko merokok, biaya pengobatan, dan waktu produktif yang hilang akibat merokok.

Nurul menambahkan biaya pengobatan dapat dilihat dari kenyataan bahwa 25 persen klaim BPJS adalah untuk penyakit akibat rokok diantaranya jantung dan kanker paru.

"Misalnya, dari 10 orang pasien kanker paru, sebetulnya 9 disebabkan oleh kebiasaan merokok," imbuh Nurul

Terkait dengan tingginya beban BPJS untuk mengobati penyakit akibat merokok, Nurul mengatakan masyarakat pada umumnya belum paham bahwa cukai rokok bukanlah pendapatan negara dan seharusnya dialokasikan untuk biaya pengobatan yang ditimbulkan akibat merokok.

“Sekarang BPJS Kesehatan sedang defisit dimana 25 persen biaya BPJS dibebani oleh penyakit-penyakit akibat faktor risiko merokok. Pemasukannya Rp 150 triliun, tapi yang pengeluarannya mencapai Rp 600 triliun untuk biaya pengobatan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok,” ujar Nurul. 

Menanggapi faktor-faktor pendukung prevalensi merokok di Indonesia, Pendiri Sana Studio dan Penggagas Gaya Hidup Sehat Laila Munaf mengungkapkan kita semua harus berupaya bersama-sama untuk ikut menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.

"Salah satunya dengan mengkampanyekan gaya hidup sehat dan menjadikannya tren yang perlu diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat," imbaunya.

Selain itu, harus ada ketegasan dari para influencer gaya hidup sehat untuk memagari diri terhadap sponsor rokok, yang akan membuat ruang gerak industri rokok semakin terbatas.

 

KEYWORD :

Rokok Anak Gaya Hidup Harga




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :