Minggu, 24/11/2024 01:14 WIB

Pemotongan Dana AS ke Rumah Sakit Yerusalem Picu Masalah Baru

Kepemimpinan Palestina mengakhiri pembicaraan dengan Amerika Serikat pada November, dan hubungan semakin memburuk setelah Presiden Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem pada Mei lalu.

Salah satu gereja di Yerusalem

Jakarta - Sebuah rencana AS untuk menarik $ 25 juta bantuan ke rumah sakit di Yerusalem Timur dikecam Senin oleh jaringan rumah sakit dan otoritas Palestina.

Langkah ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pemotongan lebih dari $ 200 juta dalam bentuk bantuan untuk Palestina.

Pekan lalu, Departemen Luar Negeri mengatakan akan mengakhiri pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB bagi para pengungsi Palestina.

Pengurangan meningkatkan kekhawatiran bahwa program-program yang melayani jutaan orang Palestina bisa runtuh, dengan mengakibatkan kerusuhan.

"Pada arah Presiden, kami akan mengalihkan sekitar $ 25 juta yang semula direncanakan untuk Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan. "Dana itu akan masuk ke proyek prioritas tinggi di tempat lain."

Dilansir UPI, enam rumah sakit dari Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur mengatakan pemotongan bantuan akan menciptakan masalah serius di rumah sakit dan akan menyebabkan keterlambatan dalam menyelamatkan nyawa dan perawatan mendesak lainnya.

Ia menambahkan bahwa rumah sakit melayani lima juta orang di Yerusalem Timur yang sebagian besar warga Palestina.

Rumah sakit menawarkan perawatan yang tidak bisa dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, termasuk operasi kanker, jantung dan mata, serta perawatan neonatal dan dialisis.

Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina Dr. Hanan Ashrawi mengatakan pemotongan pendanaan akan menyebabkan ketidakstabilan yang serius dan membahayakan ribuan pasien Palestina dan keluarga mereka.

"Tindakan pemerasan politik seperti itu bertentangan dengan norma-norma kesusilaan dan moralitas manusia. Politik seharusnya tidak mengalahkan kemanusiaan atau membahayakan orang-orang rentan yang membutuhkan dukungan dan perlindungan," katanya.

Kepemimpinan Palestina mengakhiri pembicaraan dengan Amerika Serikat pada November, dan hubungan semakin memburuk setelah Presiden Donald Trump memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem pada Mei lalu.

Tindakan Trump dianggap oleh beberapa orang Palestina sebagai tindakan sepihak yang membatalkan Amerika Serikat sebagai pialang perdamaian netral dalam konflik Israel-Palestina.

KEYWORD :

Israel Palestina Yerusalem




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :