Sabtu, 21/12/2024 20:15 WIB

Perempuan Tanzania Diminta Berhenti Konsumsi Pil KB

Ayah dari dua anak itu menekankan pentingnya memiliki lebih dari dua anak. Menurutnya, beberapa daerah di belahan dunia ini menghadapi populasi yang menurun.

Presiden Tanzania John Magufuli (Foto: Net)

Jakarta -  Presiden Tanzania, John Magufuli menyarankan perempuan berhenti mengkonsumsi pil KB (keluarga berencana, Red). Ia mengatakan, negara itu saat ini membutuhkan lebih banyak populasi.

"Mereka yang melakukan program KB itu pemalas. Mereka takut tak mampu memberi makan anak-anak mereka. Mereka tidak mau bekerja keras untuk memberi makan keluarga besar dan itulah mengapa mereka memilih untuk mengontrol kelahiran dan berakhir dengan satu atau dua anak saja," kata Magufuli pada rapat umum di Meatu pada Minggu kemarin.

Ayah dari dua anak itu menekankan pentingnya memiliki lebih dari dua anak. Menurutnya, beberapa daerah di belahan dunia ini menghadapi populasi yang menurun.

"Saya telah bepergian ke Eropa dan tempat lain dan telah melihat efek berbahaya dari pengendalian kelahiran. Beberapa negara sekarang menghadapi pertumbuhan populasi yang menurun. Mereka kekurangan tenaga kerja," terangnya.

"Kamu punya ternak. Kamu peternak besar. Kamu bisa memberi makan anak-anakmu. Lalu mengapa harus menggunakan alat kontrasepsi?" tanyanya.

"Ini adalah pendapat saya, saya tidak melihat alasan untuk mengendalikan kelahiran di Tanzania," sambungnya.

Senin sebelumnya, para legislator mengkritik komentar Magufuli, menurut media setempat, mengatakan pria 58 tahun  tidak konsisten dengan kebijakan nasional.

Seorang anggota parlemen, Cecil Mwambe mengatakan, skema asuransi kesehatan negara hanya dapat menampung maksimal empat anak dari satu keluarga.

Ketua Parlemen Job Ndugai sementara itu mengatakan komentar presiden adalah penasehat dan tidak mewakili posisi pemerintah, media regional melaporkan.

Warganet juga geram terhadap pidato Magufuli, dengan banyak yang menunjukkan bahwa hak perempuan untuk memilih metode kontrasepsi dan memiliki akses ke informasi keluarga berencana diabadikan dalam Protokol Maputo, sebuah hak piagam perempuan Afrika.

Tanzania adalah rumah bagi sekitar 55,5 juta orang, menurut Bank Dunia, naik dari 10 juta ketika memperoleh kemerdekaan pada tahun 1961.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperkirakan bahwa populasi Afrika akan berlipat ganda menjadi sekitar 2,5 miliar orang pada tahun 2050.

Pidato Magufuli merupakan kritik kepada Presiden Uganda Yoweri Museveni pada Minggu, ketika ia mengatakan kepada wartawan, menolak saran dari "orang luar" yang memperingatkan terhadap pertumbuhan penduduk.

"Apa kecerdasan superior yang Anda miliki untuk berpikir bahwa Anda dapat memahami masalah di rumah saya lebih baik daripada kita para penghuni?" Kata Museveni.

"Jika ada masalah di rumah kami, kami penghuni akan menyelesaikannya. Jauhkan," sambungnya. (Al Jazeera)

KEYWORD :

Tanzania John Magufuli KB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :