Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Prof. Arskal Salim
Jakarta - Ribuan sarjana muslim dari dalam negeri maupun dari luar negeri akan mengkaji isu radikalisme dan terorisme dalam forum Annual International Conference On Islamic Stidies (AICIS) ke-18 yang diselenggarakan Kementerian Agama tahun ini.
Konferensi Islam tingkat dunia itu akan digelar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah pada 17-20 September mendatang.
Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama, Prof. Arskal Salim mengatakan, AICIS merupakan forum interaksi para sarjana muslim untuk melihat persoalan-persoalan yang muncul di zaman globalisasi.
"AICIS merupakan ajang, forum interaksi para sarjana muslim yang mengkaji Indonesia, mengkaji Asia Tenggara, atau mengkaji studi Islam secara keseluruhan untuk melihat bagaimana persoalan-persoalan yang muncul di zaman globalisasi ini, termasuk masalah radikalisme dan terorisme," ujar Arskal saat konferensi pers tentang ICIS di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (13/9).
Dengan adanya forum ini, kata dia, para sarjana muslim itu akan mencoba menemukan duduk persoalan tentang radikalisme dan terorisme, sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah tertentu. "Kemudian itu bisa kita sarankan menjadi rekomendasi untuk pengambilan kebijakan-kebijakan," ucapnya.
Hal-hal itulah yang akan digali dalam forum ICIS yang mengambil tema "Islam di Asia Tenggara dan Dunia Global: Teks, Pengetahuan dan Praktik". Rektor IAIN Palu, Prof Saggaf S Pettalongi menjelaskan, setidaknya ada 2.000 sarjana muslim akan terlibat dalam forum tersebut.
"Total peserta dari dalam negeri dan luar negeri ada sekitar 2000-an," katanya.
Sebagai tuan rumah, menurut dia, IAIN Palu sudah siap menfasilitasi ribuan sarjana muslim itu. Dia berharap ICIS kali ini bisa berdampak pada kehidupan masyarakat dunia.
"Saya berharap acara ini sukses dan berjalan lancar, aman dan tertib. Kedua, saya berharap hasil-hasil dari ICIS ini bisa berimplikasi terhadap kehidupan masyarakat, baik di Indonesia maupun secara global," jelasnya.
KEYWORD :Kementerian Agama radikalisme terorisme