Ketum Garda BMI Ahmad Iman bersama pekerja migran di Hong Kong
Jakarta – Garda Buruh Migran Indonesia (BMI) mengapresiasi kinerja Komisi Nasional (Komnas) Perempuan dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh pekerja migran Indonesia (PMI).
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Garda BMI Ahmad Iman, usai talkshow `Penguatan Kapasitas Layanan Korban di Komunitas Migran`, di Jakarta pada 13-14 September 2018 bersama Komnas Perempuan dan sejumlah komunitas migran.
“Saya mengapresiasi Komnas Perempuan yang konsisten memperjuangkan persoalan pekerja migran, serta menjadi motivator bagi kami seluruh teman-teman organisasi dan komunitas migran,” kata Iman pada Sabtu (15/9).
Iman menuturkan, dalam catatan Komnas Perempuan sepanjang 2017 lalu, kekerasan yang menimpa perempuan di ranah publik mencapai 3.528 kasus. 76 persen di antaranya berupa pencabulan (911), pelecehan seksual (704), perkosaan (699), dan persetubuhan (343).
Sementara dilaporkan, kekerasan juga menimpa para pekerja rumah tangga (PRT) dan PRT migran, yang tak jarang berujung pada tindak kriminalisasi.
Khusus kekerasan pada PRT migran, umumnya terjadi saat masa pra penempatan, masa penempatan, dan masa kepulangan. “Kekerasan itu antara lain jam kerja relatif lama, tidak ada hari libur, dilarang beribadah, gaji tidak dibayar, penelantaran, pelecehan seksual, hingga penipuan perpanjangan visa,” ujarnya.
Bertolak dari kasus-kasus tersebut, Iman bertekad memperkuat layanan perlindungan dan pendampingan bagi buruh migran, khususnya para pekerja migran perempuan.
“Layanan berbasis komunitas seperti Garda BMI ini sangat vital perannya dalam memberikan pendampingan. Supaya kasus-kasus seperti yang disebutkan tadi tidak semakin menjamur,” tegasnya.
Acara talkshow `Penguatan Kapasitas Layanan Korban di Komunitas Migran` dihadiri oleh sejumlah komunitas migran, antara lain Garda BMI, SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia), ATKI/KABAR BUMI, Pokja Pekerja Migran, Migrant CARE, dan Solidaritas Perempuan.
KEYWORD :Garda BMI Iman PMI
