Hossein Amir Abdollahian (Foto: Ashtari)
Tehran - Iran mulai bertemu Amerika Serikat (AS) pada 2011 setelah Presiden Barack Obama menerima hak Iran memperkaya uranium melalui mediasi Oman.
Demikian dikisahkan, Mantan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Arab dan Afrika di Kementerian Urusan Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian pada wawancaranya dengan Tasnin yang dirilis pada Minggu (16/9) kemarin.
"Waktu itu, Presiden Mahmoud Ahmadinejad tidak menyetujui pembicaraan apapun dengan AS dengan kepala nuklir, saat ini Ali Akbar Salehi, yang dulunya sebagai menteri luar negeri dari 2011-2013," kisah Amir Abdollahian.
"Salehi melakukan upaya besar dan mengambil risiko untuk membuka pertemuan dengan pejabat AS. Bapak Ahmadinejad percaya bahwa masalah ini rumit dan seharusnya tidak diikuti menteri luar negeri," lanjutnya.
Lebih lanjut, Amir Abdollahian mengatakan, sebetulnya, Ahmadinejad tidak menentang perundingan dengan Gedung Putih, tetapi menentang "tingkat negosiator Iran".
"Ahmadinejad berpendapat bahwa masalah ini memerlukan `koordinasi rumit` di tingkat atas," kata Amir Abdollahian.
"Ini adalah keyakinannya bahwa jika Salehi melekukan pembicaraan dengan Amerika, ia akan menghadapi banyak masalah. Namun ternyata, meski menghormati Ahmadinejad, ia tetap mencoba mengejar pesan dan pandangan ahli sendiri," sambungnya.
Amir Abdollahian mengatakan, Salehi melakukan pembicaraan nuklir dengan Amerika melalui upaya mediasi oleh Oman. Mediator itu adalah seorang warga Oman bernama Salem Abdulsalam.
Salem, seorang penasihat senior Sultan Oman, memainkan peran `kunci` dalam mediasi antara Iran dan AS dan melakukan kunjungan ke Iran pada 2011, dua tahun sebelum Hassan Rouhani terpilih sebagai presiden.
Amir Abdollahian mengatakan, sebagaimana Salehi telah nyatakan dalam bukunya dan juga dikonfirmasi dalam wawancara oleh Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, negosiasi nuklir dengan AS dimulai sebelum kepresidenan Rouhani.
Iran Amerika Serikat Barack Obama Mahmoud Ahmadinejad