Pertemuan parlemen MIKTA di Istana Tampaksiring, Bali, Minggu (16/08).
Bali - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak parlemen yang tergabung dalam MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki dan Australia) lebih meningkatkan partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan. Meskipun peran perempuan sangat krusial dalam perdamaian dan keamanan, namun kaum perempuan seringkali kurang dilibatkan dalam mendapatkan akses dalam pengambilan keputusan.
"Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan. Diantaranya, membuat kebijakan yang lebih sensitif terhadap isu gender, membuat diskusi kesetaraan gender lebih inklusif dengan melibatkan kaum laki- laki, mencegah segala bentuk diskriminasi serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan," ujar Bamsoet dalam sesi ketiga forum konsultatif MIKTA dengan tema `Women, Peace and Security`, yang diselenggarakan di Istana Tampak Siring Bali, Minggu (16/9).
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menuturkan, peran aktif perempuan dalam dialog dan proses pengambilan keputusan terbukti mampu membawa berbagai perubahan nyata di berbagai tatanan kehidupan. Tak hanya itu, peran perempuan juga sangat krusial dalam mencapai kesejahteraan, keadilan sosial, dan perekonomian global yang inklusif serta berkelanjutan.
"Tidak hanya dalam inisiator perdamaian, perempuan juga dapat memiliki kontribusi penting dalam melawan terorisme dan radikalisme, melalui penguatan dan penyebaran nilai-nilai toleransi di level keluarga dan komunitas. Sifat perempuan yang lebih toleran terhadap perbedaan dan menyikapi konflik lebih pasif, mampu mendorong terciptanya perdamaian dengan efektif," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, konstitusi Indonesia menjamin perempuan untuk berpatisipasi penuh di segala bidang, terutama dalam bidang politik demi berkontribusi dalam memelihara perdamaian. Kebijakan afirmatif Indonesia yang memberikan kuota setidaknya 30% perempuan dalam proses politik, mendorong partisipasi yang setara dalam pembuatan keputusan agar kepentingan perempuan dapat terepresentasikan dengan baik.
Seminar Hari Konstitusi, Ketua MPR Ungkap MPR Rekomendasikan Usulan Amandemen UUD NRI 1945
"Keterwakilan perempuan Indonesia dalam parlemen berdasarkan data Inter-Parliamentary Union pada tahun 2017 sebanyak 19,8%, dengan rata-rata persentase dunia sebesar 23,6%. Jumlah tersebut melebihi rata-rata keterwakilan perempuan di parlemen negara-negara Asia sebanyak 19,7 %," urai Bamsoet.
Tak hanya itu, lanjut Bamsoet, Indonesia juga aktif mengirimkan pasukan perdamaian PBB ke berbagai wilayah konflik, dimana sekitar 80 orang diantaranya adalah kaum perempuan. Pasukan perdamaian perempuan Indonesia dikenal ramah dan fleksibel, sehingga mampu merebut hati dan kepercayaan masyarakat di daerah konflik.
"Melihat positifnya kontribusi pasukan perempuan Indonesia dalam misi-misi PBB, Indonesia memiliki visi mengirimkan 4.000 pasukan perdamaian dengan diantaranya target di atas 100 pasukan perempuan. Hal ini sejalan dengan komitmen MIKTA dalam upaya meningkatkan kesetaraan dalam pengambilan keputusan, kepempinan, dan pembangunan perdamaian," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN ini menambahkan, perempuan Indonesia tidak hanya berperan penting dalam perdamaian internasional. Di ranah lokal, perempuan Indonesia mendorong proses perdamaian pasca-konflik Ambon beberapa tahun silam. Salah satu caranya melalui proses rekonsiliasi di tingkat akar rumput.
"Kaum perempuan dengan latar belakang yang berbeda-beda di Ambon mendirikan gerakan perempuan peduli, penciptaan pasar Baku Bae, dan penyembuhan luka psikologis bagi korban-korban konflik. Inisiatif-inisiatif di ranah lokal yang digagas perempuan ini mampu mengakselerasi proses rekonsiliasi dengan menciptakan ruang interaksi di antara pihak-pihak yang berkonflik. Ini menandakan bahwa perempuan memiliki pendekatan yang berbeda dalam penyelesaian konflik serta dalam menciptakan perdamaian," pungkas Bamsoet.
MIKTA merupakan forum kemitraan antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia. MIKTA dibentuk pada tahun 2013, bertujuan untuk mendukung pemerintah global yang efektif. Saat ini Indonesia menjadi ketua MIKTA.
Dalam pertemuan ini dari Indonesia hadir Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf, anggota Fraksi Partai Golkar DPR Fadel Muhammad, anggota Fraksi PPP DPR Hazrul Azwar, serta Dirjen Kerjasama Multilateral Kemenlu RI Febrian Ruddyard. Dari Korea Selatan hadir Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Her Sang, anggota parlemen Korea Selatan Lee Soo Hyuck dan Ji Sang Wuk. Australia diwakili Wakil Presiden Senat Australia Sue Lines dan dari Meksiko hadir Dubes Meksiko untuk Indonesia Armando Gonzalo Alvarez.
KEYWORD :Ketua DPR Bambang Soesatyo Parlemen MIKTA