Logo OPEC (Foto: IRNA)
Teheran - Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan khawatir pasokan minyak global menurun setelah sanksi ekspor minyak Iran berlaku.
Menurut Bloomberg News Agency, sanksi sepihak Amerika Serikat (AS) atas eskpor minyak Iran, yang berlaku pada 4 November, berdampak buruk pada ekspor minyak di negara itu.
Pada konferensi pers di kota Uni Emirat Arab Fujairah pada Selasa (18/9), Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo mengatakan, Iran adalah produsen dan pengekspor minyak yang sangat penting.
"Ketika Anda menghadapi produsen besar yang menghadapi tantangan pasokan, ini menjadi perhatian bagi OPEC dan konsumen," lanjutnya.
Sejak awal tahun, minyak mentah rerata sekira USD72 per barel atau sekira Rp1,070 juta.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan jika produsen lain tidak dapat menutupi kekurangan produksi minyak Iran-Venezuela, harga minyak akan naik menjadi lebih dari USD80 per barel atau sekira Rp1,189 juta.
"Perang dagang antara Gedung Putih dan China (konsumen minyak terbesar di dunia) dapat mengurangi permintaan minyak global," terang IEA.
Pada Agustus, produksi minyak Venezuela turun menjadi 1,235 juta barel per hari.
Produksi minyak mentah Iran juga turun menjadi 3.184 juta barel per hari bulan lalu, yaitu 150.000 barel per hari kurang dari bulan sebelumnya.
KEYWORD :OPEC Iran Amerika Serikat China