Bor minyak (Foto: Shutterstock)
Jakarta - Venezuela meningkatkan ekspor minyak ke China menjadi 1 juta barel per hari (bph). Hal ttu disampaikan Presiden Nocola Maduro, setelah lawatan ke Beijing.
Maduro mengatakan, sebagai mitra ekonomi yang kuat, China sepakat menginvestasikan USD5 milia lebih di Venzuela. Investasi tersebut akan membantu meningkatkan produksi. Saat ini sudah hampir dua kali lipat ekspor minyak ke China.
"Kami mengambil langkah pertama ke era ekonomi baru," terang Maduro dilansir AP.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Kami berada di jalur untuk memiliki ekonomi baru, dan perjanjian dengan China akan semakin memperkuatnya," sambungnya.
Pekan lalu, Maduro menghabiskan dua hari di China, bersama mitranya Xi Jinping. Di sana, ia menghadiri pertemuan di China Development Bank dan China National Petroleum Corporation (CNPC).
Sekedar diketahui, Venezuela menerima lebih dari USD60 miliar dalam bentuk kredit dari Beijing selama beberapa dekade terakhir. Negara yang dilanda krisis itu masih berutang sekitar USD20 miliar yang mulai ditebus dengan minyak.
Maduro mengatakan, Presiden CNPC, Zhang Jianhua akan mengunjungi Venezuela pada Kamis untuk menyelesaikan "investasi yang akan mereka lakukan."
China meringankan Venezuela membayar utangnya pada tahun 2016 karena negara Amerika Selatan diterpa krisis ekonomi. Maduro menolak berkomentar apakah keringanan itu diperpanjang selama negosiasi dengan China.
"Venezuela membayar utangnya tepat waktu, ini ditunjukkan pada saat-saat paling sulit kemampuannya untuk menanggapi komitmen China," katanya.
Melalui Twitter-nya, Maduro mengatakan kedua negara telah menandatangani total 28 perjanjian, yang ditambahkan ke lebih dari 700 proyek pembangunan di berbagai bidang.
Ekonomi Venezuela memburuk beberapa tahun terakhir, dengan inflasi diperkirakan akan mencapai satu juta persen tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional.
Warga di negara tersebut mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan sementara layanan publik seperti transportasi, listrik dan air sama sekali sudah tidak beroperasi. Bahkan, sudah jutaan warga Venezuela telah meninggalkan negara itu.
Krisis Venezuela bermula setelah tahun 2014 jatuhnya harga minyak, yang menyumbang 96 persen dari pendapatan Venezuela, menyebabkan kekurangan modal asing yang diperparah oleh uang pencetakan pemerintah.
Produksi minyak turun ke level terendah 30 tahun hanya 1,4 juta bph pada bulan Agustus, menurut Organisasi Negara Penghasil Minyak, dari rekor tinggi 3,2 juta 10 tahun lalu.
Nicolas Maduro Venezuela China Amerika Serikat minyak