Minggu, 24/11/2024 02:17 WIB

Baru 60 Persen Ibu yang Bisa Menunjukkan Buku KIA

PKK diharapkan dapat menggugah keluarga/masyarakat agar termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA.

Buku KIA sangat penting untuk panduan kesehatan ibu dan anak (Foto: Istimewa)

Jakarta - Kementerian Kesehatan telah mencetak dan mendistribusikan Buku KIA ke daerah sejumlah 94 persen dari jumlah sasaran ibu hamil, dan seluruh Puskesmas telah menerima Buku KIA yang didistribusikan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Namun data survei kesehatan nasional (Sirkesnas 2016) menunjukkan sebanyak 81,5 persen ibu hamil menyatakan memiliki Buku KIA, namun sayangnya hanya 60,5 persen di antaranya yang bisa menunjukkan buku KIA.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Kirana Pritasari, MQIH mengatakan secara garis besar, terdapat dua elemen penting dari Buku KIA, yaitu media informasi dan media pencatatan (monitoring) di keluarga/masyarakat.

"Buku KIA mengintegrasikan beberapa catatan kesehatan di komunitas seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan bayi balita, kartu imunisasi, kartu ibu dan beberapa hal lainnya," paparnya di Jakarta, Rabu (19/9).

Buku KIA berisi informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak yang perlu dilakukan oleh ibu, suami dan keluarganya secara singkat dan padat, termasuk mengenai kewaspadaan keluarga dan masyarakat akan kesakitan dan masalah kegawatdaruratan pada ibu hamil, bayi baru lahir dan balita, sehingga pada akhirnya buku KIA menyumbang penurunan angka kematian bayi dan balita.

Manfaat Buku KIA tidak saja pada sektor kesehatan, tetapi sudah diintegrasikan dengan sektor lain, diantaranya surat keterangan lahir untuk mempermudah mendapatkan akte, buku pegangan pendamping Program Keluarga Harapan, sebagai media pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak anak di PAUD, Bina Keluarga Balita dan lain-lain.

Untuk dapat mencapai pemanfaatan buku KIA yang optimal, petugas kesehatan tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus merangkul seluruh komponen masyarakat diantaranya Tim Penggerak PKK yang aktif berperan dalam pelaksanaan program kesehatan di lapangan.

PKK diharapkan dapat menggugah keluarga/masyarakat agar termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya.

Perlu keterlibatan lintas program terkait dalam mengoptimalkan pemanfaatan Buku KIA, terutama komitmen petugas kesehatan dalam penggunaan dan pengisian Buku KIA sebagai instrument dalam pemberian KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

"Selain itu juga dibutuhkan kesadaran para ibu (orang tua) untuk menyimpan dan selalu membawa buku KIA saat melakukan
pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan,” imbuh dr. Kirana.

Tahun 2016, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi terkait pemanfaatan buku KIA di 9 Kabupaten/Kota fokus Toba Samosir, Ogan Komering Ilir (OKI), Kota Bandar Lampung, Kota Tangerang, Jakarta Timur, Kota Bogor, Sukoharjo, Nganjuk dan
Gowa yang menunjukkan hanya 18 persen yang diisi lengkap dengan tingkat keterisian paling banyak pada pelayanan kesehatan masa kehamilan dan bayi baru lahir.

KEYWORD :

KIA Ibu Anak Kesehatan PKK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :