Drum minyak (Foto: Irna)
Tokyo – Minyak Brent mencatatkan kenaikan tertinggi dalam empat tahun terakhir pada Rabu (26/9), di saat harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan.
Ini terjadi setelah AS memutuskan untuk memastikan pasar minyak mentah dipasok dengan baik, sebelum pemberlakuan kembali sanksi terhadap Iran.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent berjangka turun 43 sen atau 0,5 persen di harga US$81,44 per barel pada awal Rabu, setelah mencapai hampir satu persen pada sesi sebelumnya.
Sementara pada Selasa (25/9) kemarin, Brent mencapai level tertinggi sejak November 2014 dengan harga 82,55 per barel.
Untuk minyak mentah AS berjangka, dilaporkan turun 40 sen atau 0,6 persen pada US$71,88 per barel. Minyak AS naik 0,3 persen pada Selasa kemarin, dan ditutup pada level tertinggi sejak pertengahan Juli.
Brent disebut-sebut akan mengamankan posisi tertinggi lima kuartal berturut-turut, rentang terpanjang untuk patokan global sejak awal 2007, ketika enam kuartal berjalan menuju rekor tertinggi US$147,50 per barel.
“Kami akan memastikan sebelum reimposisi sanksi kami bahwa kami memiliki pasar minyak yang cukup baik,” kata utusan khusus Washington untuk Iran, Brian Hook, dalam konferensi pers di Majelis Umum PBB.
Minyak Brent Amerika Serikat