Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Iran, Hasan Rouhani
New York – Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-73, pada Selasa kemarin (25/9) berlansung tegang. Bermula saat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mendesak seluruh dunia untuk mengisolasi Tehran dari perdagangan global.
Jauh-jauh sebelumya, sidang tersebut dipredikai akan diwarnai perang kata, menyusul keputusan Trump hengkang dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.
Trump yang mendapat kesempaptan pertama berbicara, menegaskan kembali pernyataan pemerintahannya bahwa Iran adalah sponsor utama terorisme di dunia.
"Tetangga Iran mengeluarkan banyak biaya untuk agenda agresi dan ekspansi rezim," kata Trump, yang menuduh para pemimpin Iran menggelapkan miliaran dolar dari negaranya untuk perang proksi.
"Kediktatoran menggunakan dana itu untuk membangun rudal-rudal berkemampuan nuklir, meningkatkan represi internal, membiayai terorisme, dan membiayai kekacauan dan pembantaian di Suriah dan Yaman," sambungnya.
"Kami meminta semua negara untuk mengisolasi rezim Iran selama agresinya berlanjut," pintanya dengan tegas.
Trump berjanji Iran akan menghadapi lebih banyak kesulitan ekonomi ketika putaran kedua sanksi yang menargetkan sektor energi pulih kembali pada 5 November.
Tak tinggal diam, Rouhani lantas membalas dengan mengatakan keputusannya untuk menjatuhkan sanksi lebih banyak adalah bentuk "terorisme ekonomi", yang digunakan AS untuk menggulingkan pemerintahnya.
"Sungguh ironis bahwa pemerintah AS bahkan tidak menyembunyikan rencananya untuk menggulingkan pemerintah yang sama yang diundangnya untuk berunding," kata Rouhani.
Iran Hasan Rouhani Amerika Serikat Donald Trump