Minggu, 24/11/2024 04:24 WIB

Ketum Golkar Akui Bertemu Tiga Tersangka Suap PLTU Riau

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui pertemuan dengan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih, Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng, mantan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, dan pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo.

Ketum Golkar, Airlangga Hartarto

Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui pertemuan dengan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih, Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng, mantan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, dan pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo.

Airlangga membenarkan, pertemuan tersebut di kediamannya sebagaimana sebelumnya disampaikan Eni Saragih yang juga tersangka kasus PLTU Riau. Pertemuan itu beberapa hari setelah Idrus Marham dilantik menjadi Menteri Sosial RI pada 17 Januari 2018.

"Beliau datang bersilaturahmi ke rumah saya, namun tanpa sepengetahuan atau persetujuan saya sebelumnya, Idrus Marham ternyata ditemani oleh Johannes Kotjo dan Eni Saragih," kata Airlangga, saat jumpa pers, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (26/9).

Namun, Airlangga membantah, pertemuan dengan ketiga tersangka kasus suap PLTU Riau itu dalam rangka memuluskan proyek senilai USD900 juta tersebut.

"Pembicaraan kami tidak keluar dari kepantasan pembicaraan antara pimpinan partai dan fungsionaris partai lainnya (Melchias Mekeng, Idrus Marham, dan Eni Saragih). Tidak ada pembicaraan bisnis, proyek, ataupun saham perusahaan apapun," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Airlangga menyebut, sebagai pimpinan partai Golkar, dirinya mendorong kekuatan politik yang besar menjadi sebuah organisasi yang bersih dan disegani.

"Saya ingin Partai Golkar dihormati karena kami memang sungguh-sungguh menyuarakan serta membela kepentingan rakyat," tegas Menteri Perindustrian itu.

Sebelumnya, Eni Saragih menyebut, Airlangga turut terlibat dalam pembahasan proyek PLTU Riau-1 yang saat ini sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itu disampaikan mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Eni Maulani Saragih melalui kuasa hukumnya, Fadli Nasution, ketika dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Rabu (26/9).

Kata Fadli, Airlangga membahas proyek PLTU Riau bersama Eni, Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng, mantan Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, serta pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo.

Dimana, pertemuan digelar pada Januari 2018 setelah Airlangga resmi menjabat sebagai Ketum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto (Setnov) yang terseret kasus korupsi e-KTP.

"Setelah pak AH (Airlangga Hartarto) menjadi ketum Golkar, diadakan pertemuan di rumah pribadi pak AH. Hadir dalam pertemuan itu Pak AH, Mekeng, Idrus, Ibu Eni dan pak Kotjo," kata Fadli.

Adapun isi pertemuan, kata Fadli, telah disampaikan kepada penyidik KPK dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Yang pasti, pertemuan tersebut dalam rangka membahas kepentingan Johannes Kotjo dalam proyek PLTU Riau.

"Pastinya kepentingan Kotjo yang dibahas di situ karena belum tuntas kontraknya, mengingat pak SN (Setya Novanto) sudah tidak lagi Ketum Golkar," tegasnya.

Diketahui, salah satu elite Partai Golkar telah mengembalikan uang senilai Rp700 kepada KPK terkait kasus suap PLTU Riau. Pengembalian uang itu setelah Eni beberapa kali mengungkap soal aliran dana ke partai berlambang pohon beringin itu senilai Rp2 miliar.

Dimana, uang tersebut diduga untuk pemenangan Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar pada Munaslub 2017 silam.

KPK baru menetapkan tiga orang tersangka kasus suap PLTU Riau. Ketiganya yakni, Eni Maulani Saragih, bos Blackgold Natural Resources Limited, Johannes B Kotjo, dan mantan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham.

KEYWORD :

Suap PLTU Riau Golkar Airlangga Hartarto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :