Delegasi tokoh agama Islam bersama Komisi Etnis dan Agama provinsi Guangdong, Tiongkok bersama PKUB Kemenag (Foto: Sugito)
Jakarta - Wakil Presiden Asosiasi Islam China yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Islam Guangdong, Wang Wenjie, memuji pembangunan di Indonesia dapat berjalan beriringan tanpa mengabaikan umat beragama.
Demikian disampaikan saat melakukan pertemuan dengan Kementerian Agama RI, Jakarta, Rabu (26/9). Menurutnya, meski Indonesia getol membangun infrastruktur, mereka juga tak alpa membanguna kualitas hidup beragama.
"Kami menilai pembangunan infrastruktur tersebut tidak mengurangi pembangunan non-fisik di Indonesia, seperti pembangunan kualitas hidup umat beragama," kata Wenjie.
Menurut Wenjie, China perlu belajar dari Indonesia terkait pembangunan kualitas hidup umat beragama.
Wenjie juga menyampaikan sejarah Islam tertua di China dapat ditemukan di Guangzhou, yang sudah hadir sejak Dinasti Tang pada akhir abad ke-7.
Di Guangdong, terang Wenjie, kini telah berdiri tujuh masjid dengan jumlah umat Islam sebanyak 48 ribu jiwa.
"Atas dasar fakta inilah, Presiden ke-3 Indonesia, Bapak Habibie, secara khusus pernah mengunjungi kota ini," kata Wenjie.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Wenjie mengajak para pemangku pemerintahan dan stakeholder di Indonesia untuk kembali mengunjungi China untuk bertukar pengalaman pengelolaan keberagamaan.
Untuk itu, kata Wenjie, China akan sangat senang jika Presiden Indonesia dan para delegasi Kementerian Agama kembali berkunjung ke Guangdong.
Delegasi China dijadwalkan akan bertemu dengan beberapa organisasi Islam di Indonesia di antaranya Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, BAZNAS dan MUI.
Mereka juga berkunjung ke masjid bersejarah di Indonesia, di antaranya adalah Masjid Lautze di Sawah Besar dan Masjid Istiqlal sebagai gambaran mengenai akulturasi agama Islam dalam budaya Indonesia. (aa)
KEYWORD :
Wang Wenjie China Indonesia Kemenag