Sabtu, 23/11/2024 11:44 WIB

Saat Trump Acungi Jempol Turki, Iran dan Rusia Tuai Cibiran

 Donald Trump mengecam Rusia dan Iran karena memperkuat rezim Suriah.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Reuters)

Washington  - Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump menyampaikan ucapan terima kasih kepada Turki karena membantu menghindari kekerasan rezim di Provinsi Idlib, di barat daya Suriah.

"Terima kasih untuk Turki karena membantu menegosiasikan penahanan ini. Apa yang AS bisa lakukan untuk menyelesaikan masalah ini untuk menyelamatkan ratusan bahkan ribuan nyawa. Kami akan dan bisa membantu," ujar Trump.

Pernyataan Trump itu disampaikan di sesi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendiskusikan non-proliferasi senjata pemusnah massal, Rabu (27/8).

Berbeda dengan Rusia dan Iran. Kedua negara ini justru menuai cibiran karena memperkuat rezim Suriah. Trump mengatakan, sekutu-sekutu Bashar al-Assad telah membantunya melakukan "penjagalan".

Sekedar diketahui, Idlib, yang sebagian besar wilayahnya dikuasai Tentara Pembebasan Suriah (FSA), terletak di seberang perbatasan Provinsi Hatay, Turki.

Wilayah di barat daya Suriah ini diketahui sebagai wilayah oposisi terakhir di negara tersebut. Bagian timur, barat dan selatan Idlib masih dikuasai oleh militan yang didukung oleh Iran, dengan 60.000 di antaranya dikirim ke sekitar Idlib.

Meski pihak oposisi moderat memiliki lebih dari 70.000 pejuangnya di wilayah tersebut, Hayat Tahrir al-Sham dan kelompok-kelompok pemberontak lain yang dianggap sebagai organisasi teroris memiliki sekitar 20.000 orang di lapangan.

Trump terus memojokkan kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani oleh negara-negara kuat dunia, termasuk AS, bersama Iran. Kesepakatan ini memberikan pelepasan sanksi senilai jutaan dolar untuk Teheran, ditukar dengan kesediaan mereka menunda dan memeriksa program nuklir mereka.

Trump mengatakan, keuntungan ekonomi  Aksi Rencana Comprehensif (JCPOA) adalah bak durian runtuh bagi Teheran, karena pemerintah Iran "sangat membutuhkannya".

Trump juga meminta Dewan Keamanan bergabung dengan AS untuk menekan Iran setelah AS kembali menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi pada 4 November.

Washington akan melanjutkan memberi sanksi "lebih keras" setelah tanggal tersebut "untuk melawan dengan kekuatan penuh tindakan Iran yang keluar batas," ujar Trump. 

"Individu atau entitas yang gagal mengikuti sanksi ini akan menghadapi konsekuensi parah," kata Trump memperingatkan.

"Saya meminta anggota Dewan Keamanan untuk bekerja bersama Amerika Serikat untuk memastikan rezim Iran mengubah perilakunya, dan tidak pernah membuat bom nuklir," sambungnya. (aa)

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Rusia Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :