Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Foto: Supi/jurnas.com)
Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, jangan pernah bermimpi pertanian Indonesia bisa bersaing dengan negara tetangga tanpa mekanisai. Itu mustahil.
Demikian disampaikan di sela-sela Lauching Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0, di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (28/9).
Amran mencontohkan, sebelum dan sesudah adanya combine harvester dan alat panen. Putra Bone itu mengatakan, sebelumnya petani hanya mampu menekan Rp2 juta per hektare, kini setelah adanya mekanisasi pertanian, petani mampu menekan Rp1 juta hetare.
"Bayangkan bapak ibu kalau kita bisa menekan harga Rp1 juta per hektare untuk panen saja dengan lahan kita 16 juta hektare seluruh Indonesia, artinya kita menekan 16 triliun biaya petani-petani di Indonesia," terang Amran.
"Itu baru panen. Kemudian ngelolah tanah dan tanam. Kita sudah membuat alat baru. Dulu biaya tanam Rp2 juta juga per hektare, sekarang dengan bantuan mesin mampu menekan Rp1 juta per hektare. Artinya hanya dengan dua alat sudah mampu menekan Rp32 triliun biaya pengelolaan dan panen di seluruh Indonesia," sambungnya.
B50, Bukti Komitmen Pemerintah Sediakan Energi dan Naikkan Nilai Tambah Komoditas Pertanian
Amran menegaskan, tanpa teknologi pertanian, negara Indonesia yang cukup besar tidak akan mungkin bersaing dengan negara tetangga, Taiwan, Korea Selatan, China dan Jerman yang cukup kecil.
"Curah hujan dan sinar matahari di negara mereka hanya enam bulan, di negara kita 12 bulan. Meski hanya enam bulan, tapi mereka mampu ekspor kebeberapa negara. Sedang kita 12 bulan masih langganan impor," terang Amran.
"Tanah kita subur. Jadi di mana letak masalahnya?" tanya Amran.
"Setelah ditelusuri, ternyata lahan rawa dan lahan tadah hujan yang nggangur separuh dari sektor pangan. Kemudian, 50 persen petani hanya menanam satu kali. Karena itu, Kementan mendorong mekanisasi dan pemanfaatan air, " sambungnya.
Terakhir pria yang dijuluki Bapak Jagung itu mengatakan, ke depannya, Kementan berkomitmen tidak akan ada lagi air hujan yang langsung mengalir kelautan sebelum dimanfaatkan para petani.
KEYWORD :Kementan Andi Amran Sulaiman mekanisasi pertanian