Marlen Sitompul | Sabtu, 29/09/2018 15:50 WIB
Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diminta tanggung jawab atas jumlah korban jiwa yang meninggal dunia akibat tsunami yang menerjang Palu, Sulawesi Tangah.
Anggota Komisi V DPR RI, Randy Lamadjido mengatakan, banyaknya korban jiwa akibat tsunami dikarenakan kesalahan informasi yang disampaikan BMKG. Untuk itu, ia menuntut pertanggungjawaban pihak BMKG yang salah memberikan informasi kepada masyarakat.
"Sehingga mengakibatkan jatuh korban puluhan orang tewas, terutama di daerah pesisir kota
Palu," kata Randy, melalui keterangannya, Jakarta, Sabtu (29/9).
Kata Randy, berdasarkan informasi dari warga yang menjadi korban di
Palu, awalnya masyarakat hendak menuju dataran tinggi saat gempang terjadi guna mengantisipasi terjadinya tsunami.
"Namun beberapa saat kemudian, pihak BMKG mencabut peringatan tersebut. Setelah 2 sampai 3 menit kemudian, ternyata tsunami benar-benar terjadi. Air laut naik menerjang masyarakat yang tinggal di daerah pesisir," terangnya.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang diperoleh, ada sekitar 40 orang tewas yang diterjang gelombang tsunami.
"Mereka diterjang gelombang tsunami dan lumpur yang terbawa bersamaan dengan tingginya air laut yang dibawa akibat gelombang tsunami," katanya.
Atas dasar itu, Randy mendesak BMKG untuk bertanggungjawab atas jatuhnya puluhan korban jiwa yang disebabkan terjangan tsunami tersebut. Menurutnya, Komisi V DPR akan segera memanggil pihak BMKG dan menuntut pencopotan ketua BMKG.
"Karena menurutnya telah lalai dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan mengakibatkan timbulnya korban jiwa di masyarakat," tegasnya.
KEYWORD :
Gempa Bumi Sulawesi Tengah Palu Tsunami