Jum'at, 22/11/2024 22:31 WIB

Ini Persoalan Klasik Pengusaha Perempuan Indonesia

Besarnya peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan perekonomian bangsa belum diiringi dengan kepedulian banyak pihak.

Yohana Yembise membuka acara Rapat Kerja Nasional Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Foto: KPPPA)

Jakarta - Berdasarkan data BPS pada 2014, sekitar 60 persen usaha kecil dan mikro di Indonesia digerakkan oleh perempuan, dan terbukti mampu bertahan dari krisis moneter yang menimpa Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Selain itu, usaha mikro dan kecil menyumbangkan sekitar 56,5 persen dari Produk Domestik Bruto, dan menyerap sekitar 66,7 persen tenaga kerja di sektor usaha mikro, dan kecil, di mana sekitar 70 persen pelakunya adalah perempuan.

Menurut Menteri PPPA Yohana Yembise perempuan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga dan membangun kewirausahaan di Indonesia.

Namun sayang, besarnya peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan perekonomian bangsa ini, belum diiringi dengan kepedulian banyak pihak untuk memperbesar akses dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha bisnis perempuan.

"Akses permodalan, akses bimbingan dan pelatihan sering kali menjadi persoalan klasik yang dihadapi perempuan pelaku usaha mikro dan super mikro,” ungkap Yohana.

Pemerintah melalui Kemen PPPA, terus berupaya menjawab persoalan tersebut dengan berbagai kebijakan yang mendukung peningkatan ekonomi perempuan.

Hadirnya IWAPI, lanjut Yohana tentu sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha skala mikro dan kecil.

Diantaranya mendukung pelaksanaan tiga tujuan strategis, yaitu Three Ends atau Tiga Akhiri, yang salah satunya yaitu End Women’s Barriers to Economic Justice atau Akhiri Kesenjangan Akses Ekonomi bagi Perempuan.

Selain itu meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha dalam menghadapi tantangan ekonomi global seperti ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Yohana berharap Rakernas IWAPI dapat menjadi forum untuk membahas berbagai persoalan perempuan di bidang ekonomi.
Selain itu menghasilkan strategi yang tepat, terobosan jitu, serta program kerja yang konkrit dan nyata bagi kaum perempuan dalam meningkatkan usaha bisnisnya, khususnya bagi perempuan pelaku usaha skala mikro dan super mikro.

"Jika program kerja tersebut berhasil, secara tidak langsung berkontribusi pada penguatan ketahanan keluarga, termasuk ketahanan ekonomi,” ungkap Yohana.

Rapat Kerja Nasional Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Rakernas IWAPI) ke-28 di Kota Padang, Sumatera Barat ini dibuka Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise.  

Rakernas dengan tema ‘IWAPI 43 tahun Konsisten Berperan Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Menuju Indonesia Sejahtera’ ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan di bidang pembangunan.

"Kita butuh banyak pengusaha, apalagi pengusaha perempuan yang kadang jauh lebih ulet, gigih, teliti dan telaten dibanding pengusaha laki-laki. Jika pengusaha perempuan semakin maju, maka ekonomi Indonesia juga akan maju," ujar Presiden Joko Widodo.

Pada rangkaian acara Rakernas IWAPI hari ini, Menteri Yohana menyampaikan sambutan sekaligus membuka Pameran IWAPI yang menyuguhkan berbagai hasil kerajinan tangan dan industri rumahan (IR) dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Dalam acara Rakernas ini, hadir pula Menteri Sekretariat Kabinet, Pramono Anung dan Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Irwan Prayitno.


KEYWORD :

Perempuan Pengusaha Ekonomi IWAPI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :