Kim Jong-un (kiri) dan Moon Jae-in bertemu Jumat (27/4) pagi
Seoul - Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha mengatakan, Seoul sedang mempertimbangkan untuk mencopot beberapa sanksi sepihak terhadap Pyongyang
"Untuk menciptakan lebih banyak momentum bagi diplomasi yang bertujuan meningkatkan hubungan dan meredakan krisis nuklir," ujar Kang, pada Rabu (10/10).
Kang mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemerintah sedang meninjau apakah akan mencabut sanksi yang dikenakan Korea Selatan pada Korea Utara pada 2010 setelah serangan mematikan terhadap kapal perang yang menewaskan 45 pelaut Korea Selatan.
"Sebuah tinjauan (tentang masalah ini) sedang berlangsung, dengan konsultasi dengan instansi pemerintah terkait lainnya," terang Kang Kyung-wha.
Setelah insiden itu, Seoul kemudian menutup semua kerjasama ekonomi lintas batas, kecuali untuk taman pabrik bersama di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong, di mana kegiatan bisnis dan investasi yang juga akhirnya ditutup.
Seoul menutup taman pabrik Kaesong pada Februari 2016 sebagai pembalasan atas uji coba nuklir Korea Utara dan peluncuran roket jarak jauh.
Penghapusan sanksi unilateral Seoul akan menjadi langkah yang sangat simbolis karena hampir tidak mungkin bagi Korea Selatan untuk melanjutkan proyek-proyek ekonomi bersama dengan Korea Utara di bawah sanksi internasional yang dipimpin AS, yang telah diperkuat sejak 2016 ketika Korea Utara menggenjot uji coba nuklir dan rudalnya.
Adapun reaksi terhadap berita pengumuman Kang, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan usulan Korea Selatan untuk mencabut beberapa sanksi sepihak hanya dibibir saja.
Ditanya tentang Seoul mempertimbangkan untuk mengangkat beberapa sanksi untuk menciptakan ruang untuk diplomasi dengan Korea Utara, Trump mengataka, "Mereka tidak akan melakukan itu tanpa persetujuan kami. Mereka tidak melakukan apa pun tanpa persetujuan kami."
Trump telah mendorong sekutu AS untuk mempertahankan sanksi terhadap Korea Utara sampai denukliris sebagai bagian dari apa yang pemerintahannya sebut sebagai kampanye "tekanan maksimum" terhadap pemerintah Kim Jong-Un. (Al Jazeera)
Korea Amerika Serikat nuklir Donald Trump