Sabtu, 23/11/2024 08:26 WIB

Kerugian Gempa Sulteng Capai Rp24,6 Triliun

Perhitungan kerusakan terbesar untuk sektor hortikultura Kota Palu adalah Kecamatan Tawaeli dengan luas panen dari tanaman yang ada di sektor ini mencapai 574, 6 Hektare atau sebesar 40 persen dari total sektor hortikultura.

Dampak Gempa Sulteng

 

Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), melalui Pusat Kajian Strategis Baznas (Puskas) melakukan review terhadap dampak gempa bumi Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa kerugian akibat bencana itu diperkirakan mencapai angka Rp24,9 Triliun. 

“Kerugian gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai Rp24,6 Triliun yang terdiri dari Rp23,9 Triliun kerugian di Kota Palu dan Rp773,2 Miliar kerugian di Kabupaten Donggala,” ujar Ketua Baznas, Bambang Sudibyo dalam public ekspose Kajian Dampak Ekonomi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Sulawesi Tengah yang dihadiri Irfan Syauqi Beik di Jakarta, Kamis (11/10).

Lebih lanjut Bambang mengatakan, jumlah kerugian tersebut diperoleh dari analisis dampak kerusakan pasca-gempa dan tsunami melalui metodologi Damage and Loss Assessment (DaLA) yang dikenalkan oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di Kota Palu, kerugian akibat dari gempa dan tsunami dihitung dari kerusakan infrastruktur seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan dan aktivitas ekonomi yakni pada sektor industri, hortikultura dan peternakan.

“Perhitungan kerusakan terbesar di kota berpenduduk 409.877 jiwa ini berasal dari sektor industri di Kecamatan Mantikulore sebesar 48 persen. Kecamatan ini memiliki 799 industri yang terdiri dari industri sedang, kecil dan industri mikro,” katanya.

Perhitungan kerusakan terbesar untuk sektor hortikultura Kota Palu adalah Kecamatan Tawaeli dengan luas panen dari tanaman yang ada di sektor ini mencapai 574, 6 Hektare atau sebesar 40 persen dari total sektor hortikultura.

Untuk sektor peternakan, Kecamatan Palu Utara adalah kecamatan dengan jumlah hewan ternak terbanyak di Kota Palu yaitu sebanyak 2.870.100 hewan atau mencapai 39 persen dari total peternakan yang ada.

Sementara itu untuk Kabupaten Donggala, kerugian terhitung sebesar Rp 773,2 M terdiri atas kerusakan infrastruktur seperti fasilitas pendidikan dan kesehatan serta sektor ekonomi dengan perhitungan kerusakan menimpa sektor perkebunan, hortikultura dan peternakan.

Dari masing-masing kecamatan di kabupaten berpenduduk 298.722 jiwa ini terhitung kerusakan terbesar dari sektor perkebunan ada di Kecamatan Sindue Tambusabora yaitu mencapai 38 persen dari total keseluruhan. Jenis perkebunan yang ada di kecamatan ini adalah kelapa, kopi dan kakao, dengan produksi terbesar dihasilkan oleh kelapa dengan hasil kebun sebanyak 24.202 Ton.

“Kerugian terbesar untuk sektor hortikultura sayuran untuk Kabupaten Donggala adalah Kecamatan Tanantovea yaitu sebesar 30 persen. Untuk sektor hortikultura buah-buahan, Kecamatan Sindue Tobata menempati porsi tertinggi sebesar 32 persen,” kata Bambang Sudibyo.

Kecamatan Dampelas adalah wilayah dengan jumlah hewan ternak terbanyak di Kabupaten Donggala yaitu mencapai 23 persen. Total peternakan yang terdiri dari ternak besar dan ternak kecil, dengan dominasi sapi sebanyak 8522 ekor dan ternak kecil didominasi oleh babi sebanyak 4523 ekor.

KEYWORD :

Gempa Palu Bencana Alam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :