Kamis, 26/12/2024 18:26 WIB

Najeela Shihab dan Keresahannya pada Inovasi Pendidikan

Jika bicara pendidikan urusan inovasi masih banyak ditinggalkan, belum secara signifikan berpengaruh.

Penggagas Semua Murid Semua Guru Najeela Shihab (Foto: Instagram)

Bandung - “Pengalaman adalah guru terbaik”. Pepatah kata tersebut tentulah bukan omong kosong, bahkan menjadi ciri khas dari pendidikan karakter dalam sebuah tatanan masyarakat. Sedari lahir hingga meninggal, setiap orang wajib untuk terus belajar dan menuntut ilmu.

Dasar pendidikan karakter demikian lazim digunakan sebagai pedoman untuk membangun sebuah sistem pendidikan yang komperhensif. Pada dasarnya setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dan bersifat unik.

Dalam sistem pendidikan orang dewasa (POD), pengalaman seseorang menjadi titik refleksi menuju pemahaman yang baru sampai kemudian pemahaman tersebut dipraktikkan serta direfleksikan kembali. Proses aksi-refleksi-aksi terhadap pengalaman telah membuat ilmu pengetahuan sampai hari ini terus berkembang.

Tanpa adanya proses aksi-refleksi-aksi mungkin tidak pernah ditemukan kata “inovasi”. Salah satu syarat mutlak melakukan aksi-refleksi-aksi adalah berbagi pengalaman, berbagi keunikan masing-masing orang. Singkatnya, cara untuk menjaga ilmu pengetahuan terus berkembang adalah meneruskan tradisi inovasi.

Najeela Shihab saat ditemui di Paragon Summit Innovation 2018, Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jumat (12/10) menekankan kolaborasi sebagai bagian paling penting dari inovasi. “Inovasi jadi jawaban menghadapi tantangan masa depan, khususnya bidang pendidikan,” ungkap Penggagas Semua Murid Semua Guru ini.

Selama bergelut di dunia pendidikan, Najeela yakin jika semangat inovasi bisa ditularkan mulai dari ruang keluarga, sekolah hingga kampus. Menurutnya, sistem pendidikan saat ini tidak meletakkan inovasi sebagai pilar utama pendidikan.

Peserta didik selama ini hanya diajarkan berkompetisi, bukan kolaborasi, sehingga output dari sistem pendidikan hanya sebatas pemahaman jenjang pendidikan formal, bukan sikap kritis dan semangat inovasi.

“Indonesia butuh lima juta orang untuk jadi inovator,” kata Najeela. Dengan demikian sistem pendidikan bisa melahirkan generasi yang mampu memberikan solusi atau jawaban terhadap setiap permasalahan yang muncul di masyarakat.

Tradisi inovasi selama ini telah ditinggalkan. Berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk menemukan hal-hal yang baru adalah salah satu ciri dari tradisi inovasi. “Jika bicara pendidikan urusan inovasi masih banyak ditinggalkan, belum secara signifikan berpengaruh,” imbuhnya.

Padahal untuk menumbuhkan tradisi inovasi menurut Najeela tak membutuhkan proses yang rumit. Kebiasaan bertanya kemudian mencari solusi dalam sebuah permasalahan, merupakan sikap sederhana seorang inovator.

KEYWORD :

Inovasi Pendidikan Najeela Shihab




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :