Taliban (foto:AA)
Jakarta - Salah seorang pejabat Pakistan mengatakan kepada Washington bahwa tidak ada satu negara pun yang bisa membawa Taliban Afghanistan ke meja perundingan sejak Islamabad kehilangan pengaruhnya terhadap Taliban.
Pada 9 Oktober, seorang diplomat veteran AS Zalmay Khalilzad, Wasington Perwakilan yang baru ditunjuk untuk mencari solusi damai dan politis untuk perang 17 tahun di Afghanistan, telah mengunjungi Islamabad di mana dia bertemu dengan pejabat Pakistan, termasuk Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi.
Selama pertemuannya, Khalilzad meminta bantuan Pakistan untuk membawa Taliban Afghanistan ke meja perundingan.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Pakistan mendukung sepenuhnya kebijakan negosiasi dengan Taliban, itu adalah tanggung jawab bersama untuk membawa Taliban ke meja perundingan dan tidak ada satu negara pun yang dapat diharapkan untuk melakukan tugas ini secara sepihak," Mohammad Faisal, juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan pada wartawan Kamis .
Juru bicara itu menjelaskan bahwa peran AS, pemerintah Afghanistan dan pemain regional lainnya sama pentingnya dan itulah sebabnya duta besar Khalilzad mengunjungi negara-negara lain termasuk Uni Emirat Arab, Qatar dan Arab Saudi untuk mendapatkan dukungan mereka.
Sebelumnya, Khalilzad tiba di Kabul dan mengadakan pertemuan dengan para pejabat Afghanistan termasuk Presiden Ashraf Ghani sebelum mengunjungi Islamabad.
"Saya pikir badan intelijen AS dan Afghanistan, NDS, keduanya telah memainkan peran mereka dalam proses perdamaian tahun 2015 yang gagal dan kemudian mereka kehilangan kesempatan lain pada tahun 2016, itu sebabnya sekarang Taliban tidak mempercayai ketulusan mereka," kata pensiunan Brigjen Nazir.
Namun, Nazir percaya bahwa Islamabad masih memiliki pengaruh pada Taliban, memajukan bahwa AS dapat melakukan inisiatif membangun kepercayaan seperti melepaskan tahanan Taliban dan menghapus nama-nama kepemimpinan mereka dari daftar hitam PBB.
Pada bulan Juli, para pejabat Afghanistan mengatakan para pemimpin AS dan Taliban bertemu di Qatar untuk membahas cara-cara untuk meletakkan dasar bagi perundingan damai.
"Setelah pertemuan Juli, ada pertemuan lain antara para pemimpin AS dan Taliban yang dijadwalkan pada bulan September. Namun, menurut sumber saya itu ditunda untuk memberikan waktu kepada Khalilzad untuk persiapan dan sekarang diharapkan akan diadakan dalam beberapa minggu mendatang," ujar Tahir Khan, seorang analis urusan Afganistan yang bermarkas di Islamabad.
Khan menambahkan penunjukan Khalilzad menunjukkan AS sekarang ingin menemukan solusi politik untuk perang Afghanistan karena mereka gagal mengalahkan Taliban dengan kekuatan.
Delegasi tujuh anggota Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, yang dipimpin oleh Maulvi Attaullah Ludin, mengunjungi Pakistan pekan lalu dan bertemu Maulana Sami-ul-Haq, kepala Jamiat Ulema-e-Islam, yang dikenal sebagai ayah Taliban Afghanistan dan mencari bantuannya dalam memulihkan perdamaian di negara ini.
Ul-Haq meyakinkan dewan perdamaian yang disponsori pemerintah Afghanistan bahwa mereka akan melakukan bagian mereka untuk membantu mengakhiri konflik Afghanistan.
Namun, Tahir Khan mengatakan dia yakin Taliban belum siap untuk duduk dengan pemerintah Afghanistan sebagai pertama mereka ingin tahu kapan AS akan menarik pasukannya dari Afghanistan.
"Taliban tidak siap untuk melibatkan pihak ketiga dalam perundingan dengan AS. Namun nantinya mereka akan menginginkan penjamin yang bisa menjadi PBB, Cina, Rusia, dll. Siapapun yang dipercaya Taliban," kata Khan.
Juru bicara Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid menahan diri untuk mengomentari kunjungan Khalilzad ke Kabul, Islamabad dan negara-negara Teluk lainnya.
Namun, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 7 Oktober, Mujahid mengatakan masalah Afghanistan tidak memiliki solusi militer.
"Penjajah asing harus menarik pasukan mereka dari tanah air kita dengan mengakhiri pendudukan mereka dan menghentikan pertumpahan darah lebih lanjut dari warga Afghanistan yang tidak bersalah dengan meninggalkan warga Afghanistan untuk memutuskan tentang negara mereka dan masa depan mereka sendiri," kata Mujahid dalam pernyataannya. (AA)
KEYWORD :Taliban AS Islamabad