Presiden Joko Widodo
Jakarta – Kontroversi pembatalan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Premium pada pekan lalu menjadi Rp7000 per liter, direspon Presiden Joko Widodo. Alasannya, penundaan itu karena hitungan dan angka yang sangat realistis.
Alasan InflasiPresiden Joko Widodo menegaskan, pembatalan kenaikan harga premium harus dengan hitung-hitungan dan angka-angka yang sangat realistis. Katanya lagi, alasan pembatalan kenaikan harga Premium meskipun harga minyak dunia dan Indonesia Crude Price (ICP) sudah naik, karena mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya inflasi.“Selain inflasi, juga bagaimana nanti daya beli, pertumbuhan ekonomi, kemudian keuntungan Pertamina yang tergerus berapa,” ujar Presiden disapa Jokowi.
Baca juga :
Baru Naikkan Insentif KPU, Jokowi Minta Maaf
Baru Naikkan Insentif KPU, Jokowi Minta Maaf
Pertimbangan Hitungan
Dengan pembatalan itu, sudah dilakukan hitungan ulang dan mendapatkan banyak data. Karena Premium menyangkut kebutuhan rakyat, apabila harganya naik menurut dia, akan membuat konsumsi menurun. “Pertumbuhan ekonomi sekarang masih bertumpu pada konsumsi hingga 56 persen,” ungkap Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo Jokowi Premium