Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: IRNA)
Tehran - Sebuah surat kabar Amerika mengatakan, kebijakan permusuhan Washington terhadap Iran dan upaya memancing kerusuhan di negeri itu tidak akan mendapat manfaat.
Kepala editor New York Times, Carol Giacomo, menulis pada Minggu (14/10), "Dalam melanjutkan sanksi, Trump berharap memaksa Iran untuk menyerah pada tuntutan Amerika yang tidak realistis, termasuk mengakhiri semua aktivitas nuklirnya dan menghentikan peran militernya di Suriah dan Yaman."
"Masih belum jelas apakah Gedung Putih telah mengambil kemungkinan dampak dari tindakannya atau belum. Kebijakan Donald Trump bisa menjadi bumerang," lanjut Giacomo.
Trump bahkan belum berhasil menyatukan penandatangan terkait kesepakatan nuklir Iran dengan Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan China. Apalagi Eropa sudah mengatakan perjanjian internasional melayani kepentingan nasional mereka.
Pemimpin redaksi New York Times, percaya tidak peduli seberapa parah sanksi itu, mereka tidak akan mengalahkan persatuan di antara negara-negara besar.
"China, India, dan Jepang telah mengisyaratkan kesediaan untuk melanjutkan setidaknya beberapa pembelian dari Iran," tambahnya.
Selama beberapa bulan terakhir, upaya pemerintah Gedung Putih untuk membujuk negara-negara lain untuk memangkas ekspor minyak Iran hingga nol telah terbukti sia-sia.
China dan India adalah dua importir minyak utama Iran yang telah mengumumkan bahwa mereka akan menutup mata terhadap sanksi terhadap Tehran.
Surat kabar yang bermarkas di London itu menulis pada Jumat, penolakan keras terhadap kebijakan Washington terhadap Iran mendorong para pejabat AS untuk berpikir dua kali tentang pendekatan mereka dan mempertimbangkan keringanan sanksi minyak mentah Iran. (IRNA)
KEYWORD :New York Times Amerika Serikat Iran Eropa