Presiden Joko Widodo (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta – Presiden Joko Widodo menilai sudah saatnya arah kebijakan perguruan tinggi di Tanah Air menyesuaikan dengan tantangan perubahan, dan peluang baru yang tersedia di zaman modern.
Penyesuaian tersebut bisa dilakukan dengan membuka fakultas-fakultas baru yang sesuai dengan produk unggulan di Indonesia, sehingga dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat, antara lain kopi, teh, dan coklat.
“Kenapa tidak ada fakultas kopi, fakultas teh, fakultas coklat, fakultas kelapa sawit? Masa sudah 30 sampai 50 tahun, yang ada cuma fakultas ekonomi, fakultas hukum, dan fakultas teknik,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam Dies Natalies Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta ke-65, Senin (15/10).
Pendirian fakultas kopi hingga coklat bukan mimpi belaka. Jokowi mencontohkan, di beberapa perguruan tinggi besar dunia, praktik penyesuaian kebijakan pendidikan dengan produk sumber daya sudah lama berjalan.
Dia mencontohkan, Kent State University memiliki fakultas yang menggabungkan Hospiltality dan Tourism Management. Begitu pula di University of Southern California, sudah College of Games Studies, yang fokus pada pengembangan permainan (games).
“Saya pernah undang Jess No Limit. Ada yang tahu? Saya tanya ke Jess, income (pendapatan, red) dia teryata sudah ratusan juta. Kerjaannya apa? Main game. Ini profesi baru yang dulunya tidak ada menjadi ada,” kata presiden disambut gemuruh civitas akademika UKI.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mendorong perguruan tinggi supaya mengembangkan kewirausahaan dan enterpreunership. Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja.
“Dalam Global Index Enterpreunership 2018, peringkat kewirausahaan kita berada di peringkat 94 dari 137 negara,” tandasnya.
KEYWORD :Pendidikan Jokowi