Sabtu, 23/11/2024 21:57 WIB

Mantan Direktur CIA Tuding Pangeran Arab di Balik Kematian Khashoggi

Mohamed bin Salman tidak akan berani melakukannya tanpa jika dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden AS Donald Trump

CIA

Jakarta - Mantan Direktur CIA, John O. Brennan, menyatakan bahwa alasan penolakan pemimpin Saudi dalam kasus Jamal Khashoggi tidak ada artinya. Pasalnya, bukti-bukti menunjukkan kejadian itu terjadi di konsulat Saudi.

"Jika Khashoggi menghilang di Turki di sebuah hotel atau tempat tinggal pribadi, saya pikir ada penolakan yang masuk akal di pihak pemerintah Saudi. Tapi dia menghilang ketika ada bukti video dia berada di konsulat Saudi. Jadi, penolakan mereka sangat tidak masuk akal," kata Brennan dilansir Memo

Mantan pejabat AS itu mengklaim bahwa tidak akan terbayangkan bahwa Saudi akan menjalankan operasi semacam itu tanpa sepengetahuan pengambil keputusan sehari-hari, Putra Mahkota Mohammad bin Salman.

Dia menunjukkan bahwa Raja Salman terlalu tua untuk memiliki kekuatan politik yang cukup atau bahkan kemampuan mental untuk bekerja secara efektif.

Ia menuding hal itu dilakukan karena adanya dukungan kuat dari Amerika Serikat, sehingga Arab tak segan melakukan hal itu.

"Mohamed bin Salman tidak akan berani melakukannya tanpa jika dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden AS Donald Trump dan Penasihat Seniornya, Jared Kushner," tambahnya.

Arab Saudi menghadapi kritik internasional yang meluas, di tengah harapan menjatuhkan sanksi terhadapnya, menyusul kasus hilangnya Khashoggi setelah memasuki konsulat negaranya di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober, tanpa terlihat oleh siapa pun setelah itu.

Sumber eksklusif The New Khaleej menegaskan bahwa kelompok pembunuhan Saudi Al-Saif Al-Ajrab Batalyon, yang secara langsung berafiliasi dengan Putra Mahkota Mohammad bin Salman, telah membunuh Khashoggi.

Sumber itu menambahkan bahwa bin Salman memilih perwira yang paling kompeten dari tentara dan Kementerian Dalam Negeri dan merekrut mereka di batalion baru, yang secara langsung berafiliasi dengannya dan menerima perintah darinya.

Menurut sumber itu, batalion itu berfungsi sebagai kekuatan elit bin Salman. Ini menerapkan perintah khusus, termasuk kampanye penangkapan ulama dan penangkapan para pangeran di Hotel Ritz-Carlton di Riyadh.

Batalion itu diberi nama setelah pedang terkenal dalam budaya Saudi Imam Turki bin Mohamed Al Saud, pendiri negara Saudi kedua, dan kakek penguasa Rumah Saud, yang menyebut pedangnya "Al-Ajrab".

KEYWORD :

Saudi CIA Khashoggi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :