Sabtu, 23/11/2024 11:44 WIB

KPK Sita Uang dari Rumah Bupati Bekasi

KPK menyita sejumlah uang dari hasil penggeledahan di rumah Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Penggeledahan terkait suap perizinan proyek Meikarta.

Juru bicara KPK, Febri Diansyah

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sejumlah uang dari hasil penggeledahan di rumah Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin. Penggeledahan terkait suap perizinan proyek Meikarta.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, jumlah uang yang disita tim penyidik KPK belum dapat dipastikan. Saat ini, penyidik masih melakukan penggeledahan.

"Dari rumah pribadi bupati, tadi saya dapat informasi terbaru ada penyitaan sejumlah uang tapi jumlahnya masih dihitung oleh tim. Nanti akan diupdate lebih lanjut karena tim saat ini masih melakukan proses penggeledahan," kata Febri, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/10).

Sementara, kata Febri, dari sejumlah lokasi penggeledahan, tim mengamankan dan menyita dokumen yang diduga terkait perizinan proyek bisnis Lippo Group tersebut.

"Dari sejumlah lokasi tersebut kami mengamankan dan menyita dokumen terkait dengan perizinan karena kasus ini perizinan tentu saja dokumen yang relevan yang disita adalah yang terkait dengan perizinan tersebut," terangnya.

Diketahui, saat ini tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di lima lokasi, yakni rumah Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, Kantor Bupati Bekasi, Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bekasi, dan kediaman Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro.

Dalam kasus dugaan suap izin proyek pembangunan Meikarta ini, KPK telah menetapkan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro dan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin.

Selain Billy dan Neneng, KPK juga menjerat tujuh orang lainnya, yakni dua konsultan Lippo Group, Taryadi (T) dan Fitra Djaja Purnama (FDP), serta Pegawai Lippo Group, Henry Jasmen (HJ).

Kemudian, Kepala Dinas PUPR Bekasi, Jamaludin (J), Kepala Dinas Damkar Bekasi, Sahat ?MBJ Nahar (SMN), Kepala Dinas DPMPTSP Bekasi, Dewi Tisnawati (DT) serta Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi, Neneng Rahmi (NR).

Sebagai pihak yang diduga pemberi suap, Billy, Taryadi, Fitra dan Henry Jasmen disangkakan melanggar Pasal? 5 ayat (1) huruf huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Sementara yang diduga menerima suap, Neneng, Jamaludin, Sahat, Dewi disangkakan melanggar Pasal? 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Neneng mendapat pasal tambahan yakni diduga penerima gratifikasi dan disangkakan melanggar Pasal 12B ?Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

KEYWORD :

KPK OTT Bekasi Meikarta Lippo Group




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :