Pimpinan Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bachtiar Aly (paling kiri)
Jakarta – Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) prihatin dengan maraknya berita hoax jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Hal ini disampaikan oleh Pimpinan Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Prof. Dr. Bachtiar Aly, di Sekolah TInggi Agama Islam Madinatul Ilmi (STAIMI) Depok.
Selain mengancam tenun kebangsaan, lanjut Bachtiar, berita hoaks juga berpeluang memperuncing konflik horizontal antar sesama anak bangsa. Padahal perbedaan aspirasi politik dalam Pilpres 2019, merupakan bagian dari proses demokrasi.
“Jangan terjebak dalam hoaks dan berita-berita bohong. Siapapun yang kita pilih itu hak konstitusi Anda. Tapi hubungan silaturahmi sesama warga jangan dirusak,” kata Bachtiar kepada Jurnas.com usai acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, Kamis (18/10).
Dalam kesempatan tersebut, Bachtiar menyesalkan respon-respon yang tidak perlu masih bermunculan terkait pilar-pilar kebangsaan, di antaranya posisi kepala Burung Garuda, yang semestinya sudah final.
Lainnya, lanjut Bachtiar, yakni tuntutan sekelompok kecil Muslim agar kembali kepada Piagam Jakarta, yang mengandung penekanan spesifik atas syariat Islam.
“Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 sebetulnya lebih banyak didominasi kalangan Muslim, termasuk ulama, yang saat itu merespon situasi kebangsaan yang bhineka, tanpa ada satu pun pihak yang dirugikan, termasuk Muslim,” jelas mantan Duta Besar Mesir tersebut.
“Menurut saya diskusi semacam ini harusnya sudah selesai,” tegasnya lagi.
Merespon Bachtiar, Ketua STAIMI Asep Kusnadi menjelaskan nilai-nilai Pancasila sudah bersifat universal, serta tidak merugikan kalangan Islam. Nilai-nilai Pancasia juga tidak bersinggungan dengan agama, dan bahkan dapat disosialisasikan dengan pendekatan kultural-religius.
“Hal ini sudah sejak lama kami terapkan di STAIMI Depok,” tandasnya.
KEYWORD :MPR Hoaks Pilpres