Sundari | Minggu, 21/10/2018 16:11 WIB
Tsunami terjang Palu, Sulawesi Tengah (foto: BNPB)
Jakarta – Catatan kerugian dan kerusakan dari bencana Sulawesi Tengah mencapai Rp13,82 triliun. Laporan itu berdasarkan rilis yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hingga kini, tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB masih melakukan pendataan dan melakukan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana tersebut.
Hasil perhitungan sementara data per 20 Oktober,
BNPB mencatat dampak ekonomi lebih dari Rp13,82 triliun dengan rincian kerugian mencapai Rp1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp11,83 triliun.
Kerugian meliputi lima sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp1,66 triliun, sektor sosial Rp3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp378 miliar.
“Efek kerugian dan kerusakan di sektor permukiman menjadi yang paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk
Palu bangunan rata tanah dan rusak berat,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dilansir Anadolu.
Terjangan tsunami yang memiliki ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter tercatat menggulung permukiman terjauh hampir 0,5 km dari bibir pantai. Begitu juga dengan terjadinya tanah amblas dan pengangkatan permukiman di Balaroa.
“Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang,” imbuh dia.
Berdasarkan sebaran wilayah, jelas Sutopo, kerugian dan kerusakan di Kota
Palu mencapai Rp7,63 triliun, kabupaten Sigi Rp4,29 triliun,
Donggala Rp1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp393 miliar.
“Untuk perhitungan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan,” jelas Sutopo.
BNPB memperkirakan, untuk membangun kembali daerah terdampak bencana pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi diperlukan anggaran lebih dari Rp10 triliun.
“Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun kembali nantinya. Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer,” tukas Sutopo.
Dampak bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda empat daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota
Palu, Kabupaten
Donggala, Sigi dan Parigi Moutong, terdata oleh
BNPB hingga hari ini pukul 13.00 WIB merenggut 2.256 orang meninggal dunia.
Sebaran korban tewas itu terdapat di Kota
Palu sebanyak 1.703 orang meninggal dunia,
Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang. Semua korban sudah dimakamkan.
BNPB masih mencatat sebanyak 1.309 orang masih hilang, 4.612 orang luka-luka, dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik.
Untuk kerusakan bangunan dan infrastruktur,
BNPB mencatat ada sebanyak 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, 168 titik retak jalan, tujuh unit jembatan dan sebagainya. “Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan,” jelas Sutopo.
KEYWORD :
Gempa Tsunami Palu Donggala BNPB