Sundari | Kamis, 25/10/2018 08:30 WIB
Kepolisian Amerika Serikat berjaga di rumah Hillary Clinton terkait adanya kiriman paket bom
Jakarta - Paket bom berbentuk pipa telah dikirimkan ke sejumlah tokoh politik Partai Demokrat Amerika Serikat. Tidak ada korban jiwa atau luka terkait pengiriman peledak tersebut.
Presiden AS,
Donald Trump mengatakan, aksi ancaman kekerasan itu dianggap keji dan mengerikan. Dia menyatakan, aksi dengan motif tersebut "tidak memiliki tempat" di Amerika.
Paket bom pipa itu, dilaporkan AP, ditujukan ke kediaman Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton di New York, dan rumah Mantan Presiden Barack Obama di Washington, D.C.. Namun pada Rabu pagi waktu setempat, dicegat Pasukan Pengawal Kepresidenan Amerika (Secret Service) sebelum dikirim ke alamat tujuan.
Polisi melakukan penjagaan di rumah mantan Menlu AS Hillary Clinton dan Presiden Bill Clinton di Chappaqua, negara bagian New York hari Rabu (24/10).
Trump dilansir VOA menyampaikan, keselamatan warga Amerika adalah prioritas utamanya. Saat ini paket-paket tersebut sedang diperiksa pakar peledak terbaik.
"Investigasi besar-besaran sedang dilaksanakan untuk menyelidiki dan membawa orang yang bertanggung jawab melakukan tindakan keji ini ke pengadilan,” kata Trump, Rabu siang.
Kepala Intelijen dan Kontra-terorisme Kepolisian New York (NYPD), John Miller mengemukakan, paket bom itu kemungkinan dikirim oleh orang atau kelompok yang sama, karena memiliki desain yang mirip.
Selain paket bom ke tokoh demokrat, kepolisian juga mengamankan bom yang ditemukan di markas CNN di Gedung Time Warner Center, New York. Paket ditujukan kepada Mantan Direktur CIA, John Brennan. Dia kerap tampil secara regular di stasiun televisi itu sebagai pembicara dan secara terbuka berseteru dengan Trump.”
“Kami tidak akan istirahat sampai orang atau kelompok yang mengirimkan benda berbahaya ini dibawa ke pengadilan,” kata Bryan Paarmann, pejabat tinggi kontra-terorisme FBI di New York.
KEYWORD :
Amerika Serikat Donald Trump Bom