Perempuan Venezuela terpaksa menjadi pelacur (Foto: AFP)
Caracas – Krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Venezuela membuat penduduk negara tersebut melakukan segala cara untuk bertahan hidup, salah satunya menjual diri alias melacur.
Dilansir dari AFP, para perempuan Venezuela tanpa identitas marak ditemui di bar-bar kumuh yang ada di Kolombia. Mereka terpaksa melacur untuk menyambung hidup keluarga, di tengah inflasi sebesar 200 persen dalam sebulan.
Patricia (30), mengaku kerap kali dipukuli, diperkosa, dan disodomi oleh pelanggan mabuk yang datang ke bar tersebut. Akan bekerja sebagai kupu-kupu malam di rumah bordil di Calamar, harus tetap dia jalani.
“Ada pelanggan yang memperlakukan Anda dengan buruk dan itu sangat mengerikan,” kata Patricia kepada AFP.
“Setiap hari, saya berdoa kepada Tuhan bahwa mereka akan baik kepada kami,” imbuhnya.
Hal serupa juga menimpa Alegria, perempuan yang berstatus sebagai guru geografi di salah satu sekolah di Venezuela.
Akibat hiperinflasi, gaji yang diterima oleh Alegria sangat kecil, bahkan tidak cukup untuk membeli sebungkus pasta. Kondisi ini memaksanya melintasi perbatasan Kolombia pada Februari lalu.
Anggota DPR Minta Pemerintah Waspada Implementasikan Kebijakan Alat Kontrasepsi untuk Pelajar
Pada tiga bulan pertama, Alegria bekerja sebagai pelayan. Namun dia hanya mendapatkan tempat tinggal dan makan saja di tempat tersebut, alih-alih dibayar. Satu-satunya yang dia andalkan hanya uang tip yang diberikan oleh pelanggan.
“Saya mengirim tip ke rumah untuk keluarga,” tutur Alegria yang mengatakan bahwa dia memiliki enam orang putra di Venezuela.
Karena pendapatannya tak cukup memenuhi kebutuhan, Alegria lari ke selatan menuju Calamar. Di kota ini dia menjual diri di sebuah bar.
Setiap klien, menurut Alegria, membayarnya 37.000-50.000 peso (US$11-16), di mana 7.000 di antaranya harus disetor kepada manajer perusahaan.
“Setiap malam Alegria menghasilkan uang mulai dari US$30 hingga US$100,” tulis AFP.
KEYWORD :Venezuela Krisis Pelacur Seks