Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: IRNA)
Washington - Lebih dari 200 wartawan menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang media dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan sehari setelah serentetan bom pipa yang dicurigai dikirim ke CNN dan beberapa kritikus Trump.
"Pemaksaan Trump terhadap kekerasan politik adalah bagian dari pola serangan yang berkelanjutan terhadap kebebasan pers," kata surat itu, yang diterbitkan pada Kamis pagi (26/10).
"Serangan itu seperti, melabelkan reportase apa pun yang tidak sukai sebagai berita palsu dan melarang wartawan dan organisasi berita yang ia hukum dari pengarahan pers dan menghadiri acara Gedung Putih," lanjutnya.
Donor Utama di Wall Street Mulai Rekrut Staf Potensial untuk Bantu Trump di Pemerintahan
Kritikan terhadap Trump menyusul serangan terhadap seorang jurnalis Guardian baru-baru ini. Surat terbuka itu menuduh Trump merongrong kebebasan media dan menghasut kekerasan terhadap pers.
Di antara yang menandatangi surat terbuka itu adalah, mantan wartawan CNN, ABC dan Los Angeles Times.
Dimulai dengan alat peledak yang dicurigai dikirim ke rumah dermawan miliarder liberal dan pemodal George Soros, setidaknya 10 paket berisi bom pipa telah dikirim ke kritikus terkemuka Trump minggu ini.Paket-paket lain ditujukan kepada mantan Presiden AS, Barack Obama, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton, anggota Kongres Amerika Serikat Maxine Waters, aktor Robert Deniro dan mantan direktur CIA John Brennan dalam perawatan CNN, antara lain.Insiden ini terjadi hanya dua minggu sebelum Pemilu Paru Waktu Gedung Putih, yang diharapkan menjadi referendum terhadap kinerja Trump beberapa tahun belakang.
KEYWORD :Donald Trump media Amerika Serikat