Sabtu, 23/11/2024 14:03 WIB

Kesehatan Reproduksi Sebaiknya Masuk Kurikulum SMP

Menurut Linda, mengajarkan siswa tentang reproduksi, khususnya kesehatan payudara, sangat penting guna mendorong mereka melakukan deteksi dini, bila menemukan ancaman kanker payudara.

Ilustrasi Payudara

Jakarta – Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), supaya memasukkan mata pelajaran kesehatan reproduksi dalam kurikulum sekolah menengah pertama (SMP).

Menurut Linda, mengajarkan siswa tentang reproduksi, khususnya kesehatan payudara, sangat penting guna mendorong mereka melakukan deteksi dini, bila menemukan ancaman kanker payudara.

“Dengan sendirinya nanti mereka tahu dan paham, sehingga tidak perlu lagi kami (YKPI, red) berkeliling untuk menyosialisasikan deteksi dini,” kata Linda kepada awak media akhir pekan lalu dalam acara `Temu Penyintas Kanker Payudara se-Indonesia ke-3` di Jakarta.

Linda memaparkan, saat ini kanker payudara menempati pembunuh nomor satu di Indonesia. Dari seluruh kasus kanker, 42 persen di antaranya merupakan kanker payudara.

Hal ini semakin diperparah dengan enggannya masyarakat melakukan deteksi dini, serta lebih memilih pengobatan alternatif atau herbal. Akibatnya, 70 persen penderita kanker payudara datang ke dokter saat sudah berada dalam stadium lanjut.

Kondisi inilah menurut Linda perlu diperbaiki. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) era Kabinet Bersatu itu berharap sosialisasi kesehatan payudara dan deteksi dini menyasar kalangan SMP, yang umumnya telah melewati masa haid pertama.

“Anak-anak sekarang sudah lebih canggih. Mereka bisa akses website. Di sana ada soal SADARI (Periksa Payudara Sendiri), tapi mungkin tidak akan lihat itu, karena dianggap tidak penting” ujarnya.

“Tapi kalau diajarkan di sekolah, mau penting atau tidak, mereka pasti bakal ambil,” tegasnya.

KEYWORD :

Kanker Payudara Pendidikan Reproduksi Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :