Anjungan minyak di Blok Montara
Singapura - Harga minyak dunia merosot pada Jumat (2/11) pagi, akibat rekor produksi minyak mentah oleh tiga produsen dunia mengimbangi kekhawatiran pasokan. Sementara sanksi Amerika Serikat terhadap minyak Iran baru akan berjalan efektif minggu depan.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent berada di harga US$72,86 per barel pada 00.41 GMT Jumat dini hari, turun tiga sen dari penutupan terakhir mereka.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), juga turun 16 sen menjadi US$63,53 per barel. Produsen menyebut harga terbebani oleh kenaikan output.
Dicuekkin saat Sesi Wawancara, Kjersti Flaa Sebut Blake Lively Miliki Energi Gadis Jahat
Sebelumnya, kartel produsen 15 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendorong produksi minyak pada Oktober hingga ke level tertinggi sejak 2016 di angka 33,31 juta barel per hari (bpd).
Jumlah itu naik 390.000 bph dari September, dan produksi tertinggi sejak Desember 2016, tepat sebelum organisasi kartel mulai secara sukarela menahan pasokan pada Januari 2017 untuk menopang harga.
Sementara itu, produksi minyak mentah AS melonjak 416.000 bpd ke rekor 11,346 juta bpd pada Agustus, menurut laporan Administrasi Informasi Energi AS (EIA). Setiap minggunya, produksi minyak mentah AS C-OUT-T-EIA mencapai 11,2 juta bpd, seperti yang dihasilkan minggu lalu.
Amerika Serikat saat ini berlomba dengan Rusia sebagai produsen utama minyak dunia. Produksi minyak Rusia telah meningkat ke rekor tinggi pasca-Soviet 11,41 juta bph sepanjang Oktober, naik dari 11,36 juta bpd pada September.
Dengan Arab Saudi memompa keluar 10,65 juta bpd selama Oktober, output gabungan dari tiga produsen minyak teratas sekarang lebih tinggi dari sebelumnya, pada 33,41 juta bpd, yang berarti bahwa Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi sendiri memenuhi lebih dari sepertiga dari kebutuhan dunia, yang mengonsumsi 100 juta bph minyak mentah.
KEYWORD :Iran Minyak Mentah Amerika Serikat