Dr. Walta Gautama dari Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta – Limfedema atau edema merupakan pembengkakan bagian tubuh karena penumpukan cairan limfe, atau gangguan pada sistem limfatik. Umumnya pembengkakan ini terjadi pada salah satu atau kedua lengan yang tungkai.
Kepada Jurnas.com, dr. Walta Gautama dari Rumah Sakit Kanker Dharmais mengatakan, limfedema rentan menimpa penderita kanker payudara yang sedang menjalani perawatan maupun terapi. Dan hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut secara tuntas.
Kendati belum ada obat yang bisa menyembuhkan, bukan berarti limfedema tak bisa dikenali penyebabnya. Menurut dr. Walta, setidaknya ada empat penyebab limfedema.
Pertama, operasi. Jika kelenjar limfe diambil saat operasi mastektomi, maka akan ada saluran yang terpotong. Akibatnya, aliran cairan limfe menjadi terhambat, dan berisiko terjadinya penumpukan cairan limfe atau limfedema.
“Makin banyak kelenjar limfe yang diambil, makin berisiko untuk terjadinya limfedema,” kata dr. Walta beberapa waktu lalu.
Kedua, terapi radiasi. Terapi ini berisiko menyebabkan penyempitan dan memicu kerusakan pada pembuluh limfe. Sehingga, risiko limfedema ikut meningkat.
“Ketiga, kemoterapi tertentu. Misalnya, taxanes karena bersifat meretensi cairan tubuh,” paparnya.
Lalu penyebab lainnya yakni sel kanker payudara. Bila sel kanker sudah menginvasi saluran limfovaskular, maka akan terjadi penyumbatan saluran limfe.
Oleh karena itu, untuk mencegah limfedema, dr. Walta menyarankan enam hal berikut:
- Hindari terpapar panas
- Hindari luka atau infeksi
- Hindari pengecekan tekanan darah
- Turunkan berat badan
- Gunakan manset saat naik pesawat
- Gunakan tabir surya dan pelembab.
Adapun tanda-tanda limfedema meliputi:
- Bengkak
- Kulit kencang
- Kulit kering
- Lengan kaku
- Rasa berat di lengan
- Tanda-tanda infeksi
Kanker Payudara Penyakit Limfedema Walta Gautama