Banyak orang tua menjadi khawatir berlebihan karena berita hoaks yang beredar (Foto: KPAI)
Jakarta - Dalam penelusuran Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pemberitaan bohong atau hoaks yang masif beredar belakangan kni sudah memberikan dampak psikologis yang besar.
Orang tua yang memiliki anak pada satuan pendidikan dibuat panik hingga rela menunggui anak sekolah setiap hari. Beberapa orang tua bahkan sering ribut di WA Grup karena kekhawatiran yang berlebihan dan agar menjadi perhatian oleh para orang tua siswa.
Hal ini menimbulkan pengawasan yang berlebihan pada orang tua dengan mengintimidasi, membentak, menekan, memaksa, dan mengatur secara ketat aktivitas keseharian anak atas nama ketakutan akan penculikan.
Kondisi ini akan menimbulkan kegelisahan dan pembatasan yang ketat kepada anak dalam menjalankan aktivitas. Sehingga sosialisasi dan kehidupan tumbuh kembangnya tidak berjalan secara wajar.
Menyikapi hal tersebut, Ketua KPAI perlu meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas pelaku hoaks yang meresahkan masyarakat, agar jamiman kemanan dan kenyamanan anak Indonesia terjaga dengan baik, tanpa kekhawatiran dan ketakutan.
Erick Thohir Bakal Bubarkan Jiwasraya
"Dinas Pendididikan dan Kantor Kementerian Agama di seluruh Indonesia agar memastikan agar kerjasama antara sekolah/madrasah dengan orangtua peserta didik berjalan dengan baik, sehingga isu dan berita penculikan tidak meresahkan orangtua dan anak," tuturnya di Jakarta, Jumat (2/11).
Ia juga meminta kepada seluruh satuan pendidikan baik sekolah, madrasah maupun pesantren di Indonesia agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memberikan literasi yang tepat kepada orangtua agar melakukan pengasuhan terbaik dan tidak membuat anak dalam kondisi ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan.
Dalam situasi seperti ini, orang tua diharapkan tetap perlu berpikir bijak dan jernih agar kekhawatirannya tidak berlebihan dan berdampak pada tumbuh kembang anak. Rasa kekhawatiran yang berlebihan akan mengurangi kepercayaan diri anak bersosialisasi.
"Orang tua juga perlu mengedukasi anak dengan baik terkait tindakan penculikan yang sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Menanamkan kepada anak agar tidak mau diajak orang yang tidak dikenal, ditawari atau diiming-imingi benda apapun, serta tidak serta merta mau diajak oleh orang yang mengatasnamakan orang tuanya," jelasnya.
Begitu juga ketika di jalan ada tindakan yang mencurigakan, maka anak dapat meminta pertolongan orang di sekitarnya termasuk berteriak ketika dalam keadaan darurat. Orang tua perlu juga mengenalkan rute aman sekolah, baik ketika berangkat maupun pulang, sehingga anak dapat tetap mandiri namun aman.
Akhirnya, kehatian-hatian orang tua merupakan keniscayaan, semata-mata untuk melindungi anak. Namun demikian, kekhawatiran berlebihan dan justru mengintimidasi anak adalah tindakan yang tidak tepat. Kewaspadaan perlu diikuti dengan edukasi serta kontrol yang baik dari orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat.
KEYWORD :
Penculikan Anak Berita Hoaks