Ilustrasi anak-anak (Foto: Via Upi)
Jakarta - Kelompok dokter anak terkemuka di Amerika Serikat memperkuat nasihatnya terhadap memukul dan hukuman fisik lainnya karena potensi bahaya jangka panjang.
Dalam kebijakan terbaru yang dirilis, American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa itu dapat mencakup agresi, perubahan otak, penyalahgunaan zat dan perilaku bunuh diri di masa dewasa.
Akademi tersebut mengatakan penelitian dilakukan sejak tahun 1998 kebijakan disiplin yang menyebabkan pembaruan. Dikatakan memukul tidak disukai oleh orang tua, terutama mereka yang memiliki anak kecil.
Sementara beberapa orang tua masih percaya hal itu dapat menyebabkan perbaikan perilaku jangka pendek, penelitian menunjukkan memukul tidak lebih efektif daripada hukuman non-fisik, termasuk timeout, menetapkan batas tegas dan menetapkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
Kelompok ini juga menyarankan untuk mengambil mainan favorit atau mengurangi waktu menonton TV sebagai salah satu hukukan paling efektif.
"Meskipun banyak anak-anak yang dipukuli menjadi orang dewasa yang bahagia dan sehat, bukti saat ini menunjukkan bahwa memukul tidak diperlukan dan dapat mengakibatkan bahaya jangka panjang" nasihat akademi dilansir APNews.
Studi yang diterbitkan dalam dua dekade terakhir telah mendukung bukti bahwa memukul dapat membuat anak-anak muda lebih agresif dan menentang.
Penelitian lain telah menghubungkan hukuman fisik di masa kanak-kanak dengan perubahan otak kemudian pada orang dewasa muda termasuk mengurangi materi abu-abu dan peningkatan kadar hormon stres. Perilaku bunuh diri, penyalahgunaan zat dan amarah adalah salah satu konsekuensi jangka panjang dari memukul, menurut penelitian.
Akademi juga memperingatkan terhadap pelecehan verbal yang keras termasuk mempermalukan anak-anak, mengutip penelitian yang menghubungkannya dengan masalah depresi dan perilaku pada remaja.
KEYWORD :Pemukulan Anak Gangguan Kejiwaan