Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy angkat suara terkait tingginya pengangguran dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) periode 2017-2018.
Menurut Muhadjir, minimnya lulusan SMK yang diserap oleh pasar kerja, dikarenakan program revitalisasi yang baru dilakukan pemerintah pada akhir 2016.
"Revitalisasi SMK baru 2016 akhir. Artinya bukan lulusan dari revitalisasi ini. Sebelumnya SMK carut-marut tidak terurus," kata Muhadjir kepada awak media, di Kantor Kemdikbud Jakarta, usai konferensi pers Temuan Arkeologi Mutakhir, pada Kamis (8/11).
Muhadjir menargetkan, dalam lima tahun ke depan, setidaknya lulusan SMK sudah bisa berbicara banyak di dunia kerja. Dan di saat bersamaan, pemerintah terus mengevaluasi kurikulum 2013.
"Evaluasi sudah ada waktunya. Setiap hari ada evaluasi dan pembenahan," terangnya singkat.
Seperti diketahui, SMK kembali menyumbang jumlah terbesar dalam catatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia, selama periode Agustus 2017 hingga Agustus 2018.
Diunggah dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (6/11), dari 131,01 juta angkatan kerja, 7,001 juta di antaranya menganggur. Sementara lulusan SMK masih menjadi yang tertinggi, yakni 11,24 persen dari angka pengangguran tersebut.
“Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, TPT untuk SMK masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,24 persen,” demikian bunyi laporan BPS.
KEYWORD :Pendidikan Dasar Menengah Pengangguran SMK Muhadjir Effendy