Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid (Foto: IG)
Jakarta – Memperingati Hari Pahlawan 10 November, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh pihak mempererat tali persatuan. Pasalnya, kondisi sosial akhir-akhir ini mengindikasikan retaknya persaudaraan dan memudarnya ikatan nasionalisme.
Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid mengatakan, memudarnya nasionalisme dibuktikan dengan perilaku bernuansa eksklusivisme dari sejumlah kelompok yang mengusung tema primordialisme di masyarakat.
Hal ini, menurutnya, mengganggu rasa kebangsaan dan kebhinekaan yang rentan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
“MUI mengajak semua pihak kembali kepada semangat perjanjian luhur para pahlawan yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI, yaitu Pancasila,” kata Zainut pada Sabtu (10/11) di Jakarta.
Selain masalah persatuan, lanjut Zainut, pada perayaan Hari Pahlawan 10 November ini Indonesia juga memiliki pekerjaan rumah untuk menambal nilai-nilai budaya bangsa yang mulai terkikis.
Lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum dan agama, penyebaran berita hoks, hingga perilaku menyimpang dinilai jauh dari nilai-nilai kepahlawanan.
“Sifat dan sikap kepahlawanan (juga) mulai terkikis dengan derasnya arus globalisasi yang mengarah pada nilai-nilai sekularisme, liberalisme, individualisme, dan pragmatisme,” ujarnya.
Zainut menambahkan, MUI mengajak seluruh masyarakat untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan agar bisa melanjutkan cita-cita luhurnya, yaitu mewujudkan negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Dalam kenyataannya, cita-cita tersebut sampai saat ini masih jauh dari harapan, untuk hal tersebut tugas dan kewajiban kita semuanya untuk memenuhinya,” tandas politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
KEYWORD :Majelis Ulama Indonesia Hari Pahlawan Zainut Tauhid