Sabtu, 23/11/2024 16:10 WIB

Menristekdikti: Masjid Kampus Jangan Dijadikan Pusat Radikalisme

Mohamad Nasir meminta pimpinan perguruan tinggi memberikan pengawasan kepada masjid yang berada di lingkungan kampus.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir

Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta pimpinan perguruan tinggi memberikan pengawasan kepada masjid yang berada di lingkungan kampus.

Hal ini perlu dilakukan guna mencegah masjid kampus tidak dijadikan tempat untuk mengembangkan radikalisme dan paham intoleran.

“Jangan jadikan masjid kampus sebagai pusat radikalisme. Akan tetapi, pusat peradaban, pusat ilmu pengetahuan, pengembangan kesehatan, teknologi, ekonomi, dan yang bisa memajukan bangsa,” kata Menristekdikti usai kegiatan Workshop Nasional Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) bersama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, di Kantor Kemristekdikti Jakarta, pada Sabtu (10/11) pagi.

Pengawasan terhadap masjid kampus juga bertujuan agar pimpinan perguruan tinggi mengetahui segala jenis kegiatan yang ada di kampus.

Menteri Nasir mencontohkan, dulu di Universitas Gadjah Mada (UGM), seluruh kegiatan masjid kampus berada di bawah kendali orang luar kampus. Namun kini sudah bisa diambil alih, setelah munculnya organisasi AMKI disertai dorongan dari pemerintah.

“Tujuannya apa, supaya kegiatannya bisa dikontrol dengan baik oleh rektor. Asosiasi ini (juga) memiliki fungsi penguatan terhadap kampus yang memiliki masjid untuk bersinergi,” terangnya.

Sementara Wapres RI Jusuf Kalla yang juga bertindak sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) bersyukur masjid kini dijadikan salah satu alat kelengkapan kampus.

Kegiatan di masjid pun tidak hanya sebatas kuliah agama melalui khotbah Jumat, namun juga dimanfaatkan untuk beraktivitas bagi organisasi ekstra kampus.

Kendati demikian, dalam hal ini Wapres juga memandang perlu ada kurikulum yang khusus mengatur khotbah. Tujuannya agar mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan yang bertingkat.

“Harus ada suatu silabus yang baik. Mulai dari Januari (misalnya) bicara akidah, Februari ibadah, selanjutnya keilmuan, dan muamalah. Jadi semua masjid terfokus. Sama semua kurikulumnya,” ujar Wapres.

Wapres menambahkan, Kemristekdikti juga bisa mendorong untuk mengadakan penghargaan bagi masjid kampus. Ini bertujuan agar masjid kampus memberikan manfaat besar dalam mendongkrak pengetahuan.

KEYWORD :

Pendidikan Tinggi Masjid Kampus Mohamad Nasir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :