Asia Pacific Triennial ke-7 di Australia (Foto: Google)
Jakarta – Empat seniman kontemporer Indonesia akan berpartisipasi dalam ajang The 9th Asia Pacific Triennial of Contemporary Art di Brisbane, Australia pada akhir bulan ini.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allaster Cox mengatakan, karya Aditya Novali, Elia Nurvista, Handiwirman Saputra, dan Zico Albaiquni, masing-masing akan dipamerkan berdampingan dengan 80 karya seniman lainnya di Galeri Seni Queensland Art Gallery and Gallery of Modern Art.
“Warga Australia dan Indonesia berbagi kecintaan yang sama terhadap seni, kreativitas, dan budaya kontemporer,” kata Cox kepada redaksi pada Senin (12/11) siang.
"Pameran ini merupakan salah satu perayaan seni yang penting di kawasan kita dan menarik penonton dari seluruh dunia," imbuhnya.
Menurut penuturan Cox, ajang tiga tahunan ini menampilkan instalasi, lukisan, patung, foto, dan video dari para seniman yang berasal dari 30 negara.
Keempat peserta Indonesia juga akan bergabung dengan lebih dari 50 seniman kontemporer Indonesia yang telah berpartisipasi sejak rangkaian APT (Asia Pacific Triennial) diluncurkan pada 1993.
"Saya sangat senang lukisan saya dipamerkan di Brisbane. Ayah saya, Tisna Sanjaya, juga memiliki karya yang pernah ditampilkan dalam Asia Pacific Triennial ketiga pada 1999, yang menjadi sumber inspirasi bagi saya,” kata Zico Albaiquni.
Seperti diketahui, Indonesia dan Australia memiliki sejarah panjang di bidang seni. Selama beberapa dekade, kedua negara juga terlibat dalam pameran, pertukaran, kolaborasi, residensi, dan hibah yang membuat para pelaku kreatif semakin akrab.
KEYWORD :Asia Pacific Triennial Indonesia-Australia Karya Seni