Sabtu, 23/11/2024 22:58 WIB

Tentara Bangladesh Bikin Takut Pengungsi Rohingya

Tentara berada di setiap sudut kamp Jamtoli dan Hakimpara untuk memeriksa orang-orang. Mereka tidak mengizinkan pengungsi bergerak dari kamp ke kamp.

Militer Myanmar saat menghadapi warga muslim Rohingya (Foto: Reuters)

Ankara – Kehadiran tentara Bangladesh di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Cox`s Bazar, ternyata membuat etnis Rohingya ketakutan dipulangkan secara paksa.

Repatriasi lebih dari 2.200 pengungsi Rohingya dimulai pada 15 November. Sebelumnya, pemerintah mengklaim, repatriasi itu dilakukan secara sukarela, tetapi laporan Guardian mengungkapkan, banyak keluarga Rohingya yang lebih memilih bersembunyi daripada pulang.

"Banyak dari mereka, bahkan yang tak masuk daftar untuk dipulangkan ke Myanmar, bersembunyi," tutur Qatar, salah satu pengungsi yang berusia 29 tahun.

Dilansir Andolu, tentara berada di setiap sudut kamp Jamtoli dan Hakimpara untuk memeriksa orang-orang. Mereka tidak mengizinkan pengungsi bergerak dari kamp ke kamp.

"Orang-orang terlalu takut untuk meninggalkan rumah atau makan. Saat tengah malam, beberapa orang pergi ke kamp-kamp lain dengan menggunakan jalan rahasia," ungkapnya. 

Jani yang berusia 30 tahun mengatakan, keamanan diperketat dua kali lipat di dalam kamp selama dua hari terakhir.

"Ketika matahari terbenam, pasukan keamanan mendatangi setiap titik masuk kamp dan berjaga-jaga di sana sampai pagi. Orang-orang melarikan diri dan menghabiskan malam di hutan atau kamp-kamp lain," ujarnya.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet pada Selasa mendesak pemerintah Bangladesh untuk membatalkan rencana repatriasi karena mengancam keselamatan jiwa para pengungsi dan melanggar hukum internasional.

Rohingya, yang disebut-sebut PBB sebagai kaum paling teraniaya di dunia, telah menderita serangkaian kekerasan sejak puluhan Rohingya tewas dalam kekerasan komunal pada 2012.

Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA) mengungkapkan, sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar.

Dalam laporannya yang berjudul "Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terungkapkan", lebih dari 34.000 Rohingya juga dibakar hidup-hidup, sementara 114.000 lainnya dipukuli.

Sekitar 18.000 perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar dan 115.000 rumah Rohingya dibakar habis.

PBB mendokumentasikan adanya pemerkosaan massal, pembunuhan, pemukulan brutal, dan penghilangan paksa oleh pasukan keamanan Myanmar. Dalam laporannya, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran itu termasuk kejahatan kemanusiaan.

 

KEYWORD :

Rohingya Tentara Bangladesh Repatriasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :