Sabtu, 23/11/2024 14:54 WIB

Keterangan Arab Saudi soal Kasus Khashoggi Ambigu

Kerajaan Saudi mengatakan, Khashoggi tewas dalam operasi yang direncanakan, lalu mengatakan pria 59 tahun setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul oleh tim pembunuh yang dikirim untuk membawanya kembali ke Arab Saudi.

Wartawan terkemuka dari Arab Saudi, Jamal Khashoggi (Foto: Osman Orsal/Reuters)

Washington - Salah satu portal media Amerika Serikat (AS), Washington Post mempertanyakan keterangan terbaru Arab Saudi terkait kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Sebelumnya, Kerajaan Saudi mengatakan, Khashoggi tewas dalam operasi yang direncanakan, lalu mengatakan pria 59 tahun setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul oleh tim pembunuh yang dikirim untuk membawanya kembali ke Arab Saudi.

Dilansir Anadolu, kantor kejaksaan Saudi mengatakan 11 tersangka telah didakwa dan lima dari mereka dituntut hukuman mati. Kantor itu menambahkan bahwa tidak ada keterlibatan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman serta dua ajudannya dalam pembunuhan itu.

Dalam sebuah pernyataan, Wakil Jaksa Penuntut Umum Saudi Shalaan al-Shalaan mengatakan sebuah operasi dilakukan untuk membujuk atau memaksa Khashoggi untuk kembali ke Arab Saudi.

Mantan wakil kepala intelijen, Ahmed al-Assiri, mengeluarkan perintah untuk membawa pulang Khashoggi pada 29 September, sehari setelah kunjungan pertamanya ke gedung konsulat.

Menurut al-Shalaan, al-Assiri membentuk tim beranggotakan 15 orang dan menghubungi seorang ahli forensik untuk bergabung dengan tujuan untuk menghapus bukti-bukti dari tempat kejadian.

"Setelah mengawasi konsulat, kepala tim menyimpulkan bahwa tidak mungkin untuk memindahkan korban dengan paksa ... jadi kepala tim memutuskan untuk melakukan pembunuhan," kata sang jaksa.

"Dengan mengeluarkan laporan luar biasa ini, rezim Saudi dengan terang-terangan menentang semua dugaan yang ditujukan kepadanya, termasuk dari para anggota Kongres AS, yang menyerukan pengungkapan penuh dan akuntabilitas," tulis dewan editorial Washington Post.

Pada Kamis (16/11) pemerintah AS menjatuhkan sanksi ke 17 orang yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, tidak termasuk dalam daftar sanksi.

Harian itu mengatakan laporan terbaru Saudi mengungkapkan bahwa operasi itu diperintahkan oleh wakil kepala intelijen Ahmed al-Assiri dan disarankan oleh Saud al-Qahtani, seorang propagandis pengadilan, yang dikatakan dekat dengan bin Salman.

Kerajaan tidak mengatakan bahwa kedua ajudannya itu terlibat dalam keputusan untuk membunuh Khashoggi.

"Laporan itu tidak menjelaskan sebagian dari rekaman audio yang dilaporkan oleh New York Times, di mana Maher Mutreb, rekan dekat putra mahkota, menginstruksikan seorang pejabat melalui telepon untuk `memberi tahu atasan Anda` bahwa misi telah selesai," tulisnya.

Pejabat intelijen AS yakin bahwa "atasan" yang dimaksud adalah Pangeran Muhammad bin Salmad.

Surat kabar itu juga mendesak Kongres untuk tidak membiarkan parodi ini berlanjut.

"AS harus menghentikan semua penjualan perlengkapan militer dan kerja sama dengan Arab Saudi sampai penyelidikan internasional yang kredibel atas pembunuhan Khashoggi selesai," katanya.

Laporan tersebut, tambahnya, hanyalah sebuah contoh dari perilaku sombong dan sembrono Mohammed bin Salman. "Para pembunuh Jamal Khashoggi yang sebenarnya lah yang harus diberi ditangkap dan dihukum," kata dewan.

KEYWORD :

Jamal Khashoggi Arab Saudi Washintong Post




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :